Kamis, 24 November 2011

ENTOMOLOGI


Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin -ent omon bermakna serangga danl ogos bermakna ilmu pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentukeberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara seranggadengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Seranggamempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapatmencapai trilyunan rupiah setiap tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dariproduk seperti madu, royal jelly, sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak,pariwisata, sumbangan dalam ilmu pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaanton produk pertanian hilang karena kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitujuga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yangdisebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunanrupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen,hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkanoleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripadakeuntungan bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif danmanfaat serangga bagi kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspekyang merugikan.Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secaraproporsional dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewanyang selalu merugikan.

Jumat, 11 November 2011

EPIDEMIOLOGI


PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

Kata epidemi berasal dari bahasa Yunani, tersusun atas dua kata dasar yaitu :
“epos” yang artinya diantara, pada, atau mengenai dan “demos” yang artinya rakyat, banyak, atau populasi. Dengan menggunakan pengertian analogi maka, epidemiologi penyakit tanaman berarti ilmu yang mempelajari penyakit yang banyak berkembang pada populasi tanaman atau mempelajari penyakit tanaman yang (mungkin) berkembang menjadi mewabah. Petani mengusahakan tanaman sebagai pertanaman, atau kelompok (populasi) tanaman, sehingga kerugian yang diderita oleh petani terjadi pada aras (level) populasi. Oleh karena itu, epidemiologi selalu mempertimbangkan penyakit dalam populasi tanaman.

Sabtu, 05 November 2011

MACAM-MACAM HAMA TANAMAN PISANG






ULAT PENGGULUNG DAUN (Erienota thrax.)

Penyebabnya adalah ulat Erionata thrax. Larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. Daun terpotong-potong karena tergulung dan jika dibiarkan tanaman akan menjadi gundul.

Cara pengendaliannya adalah secara fisik, telur, ulat dan daun yang terkumpul kemudian dilenyapkan, selain itu dilakukan dengan memangkas daun yang terserang kemudian dibakar. Secara teknis daun pisang muda dirobek-robek agar ulat tidak bisa menggulung daun dan secara kimia dilakukan dengan penyemprotan insektisida beracun kontak maupun beracun perut yang dilakukan saat telur baru saja menetas misalnya Diazinon 60 EC, Bayrusil 250 EC sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan.Dapat juga digunakan insektisida yang bersifat sistemik akan lebih efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan daun.dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.

Jumat, 04 November 2011

PESTISIDA NABATI TANAMAN PISANG




A. MIMBA (Azadirachta indica)

Mimba (Azadirachta indica) Tanaman ini telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, acarisida, nematisida dan virisida. Senyawa aktif yang dikandung terutama terdapat pada bijinya yaitu azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin

Tanaman ini dapat mengendalikan OPT seperti :

Helopeltis sp,; Empoasca sp.;Tungau jingga (Erevipalpis phoenicis), ulat jengkal (Hyposidra talaca), Aphis gossypii, Epilachna varivestis, Fusarium oxyporum, Pestalotia, sp.; Phytophthorasp.; Heliothis armigera, pratylenchussp.; Nilaparvata lugens, Dasynussp.; Spodoptera litura, Locusta migratoria, Lepinotarsa decemlineata, palnoccocus citri, Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Alternaria tenuis, Carpophilus hemipterus, kecoa, Crysptolestes pussillus, Corcyra cephalonnomia, Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias insulana, Helycotylenchussp.; Meloidogynesp.; Musca domestica, Nephotettix virescens, Ophiomya reticulipennis, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Sitophilussp.; Sogatella furcifera, Triboliumsp.;tungro pada padi, Tylenchus filiformis

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Biji nimba dikupas / daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 20 – 25 gram/l;

b). Endapkanselama 24 jam kemudian disaring agar didapat larutan yang siap diaplikasikan;

c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan, untuk pengendalian sedangkan untuk pengendalian nematoda dilakukan dengan cara menyiram di sekitar tanaman yang terserang. Kulit biji dan kulit batang dapat digunakan sebagai mulsa (dikeringkan).



======================================================================




B. SEREI WANGI (Andropogon nardus L).

Tanaman ini dikenal sebagai tanaman obat tradisional dan kosmetik, di Jawa dikenal sebagai sere wangi dan di Sunda dikenal sebagai sereh wangi. Tanaman ini dapat digunakan sebagai menggantikan pestisida kimia yaitu untuk insektisida, bakterisida, dan nematisida. Senyawa aktif dari tanaman ini berbentuk minyak atsiri yang terdiri dari senyawa sitral, sitronella, geraniol, mirsena, nerol, farnesol, metil heptenol dan dipentena.

Tanaman ini dapat mengendalikan :

Tribolium sp,;Sitophilus sp.; Callosobruchussp.; Meloidogyne sp.; dan Pseudomonassp. Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Daun dan batang ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 25 – 50 gram/l;

b). Kemudian endapkanselama 24 jam kemudian disaring agar didapat larutan yang siap diaplikasikan;

c). Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan atau disiramkan;

d). Sedangkan untuk pengendalian hama gudang dilakukan dengan cara
membakar daun atau batang hingga didapatkan abu, lalu sebarkan/ letakkan didekat sarang atau dijalur hama tersebut mencari makan.



=========================================================






3. PIRETRUM (Chysanthemum cinerariaefolim VIS)

Tanaman ini lebih dikenal sebagai bunga chrysan, banyak ditanam dipekarangan (taman) dan juga sebagai obat mata. Tanaman ini mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai insektisida, fungisida, dan nematisida. Senyawa aktif dari tanaman ini terdapat pada bunga bersifat racun kontak yang dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat serangga, menghambat perkembangan serangga dengan penetasan telur.

Aplikasi dari tanaman ini dapat digunakan untuk mengendalikan

Aphis fabae, Aphis gossypii, Helopeltissp,; Cricula trifenestrata, Plutella xylostella, Hyalopterus pruni, Macrosephum rosea, Drosophillaspp.; Empoasca fabae, ulat jengkal, Thrips Choristoneuro pinus, Doleschallia polibete, Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Carpophilus hemipterus,kecoa Crysptolestes pussillus, Corcyra cephalonica, Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias insulana, Epilachna varivestis, Fusariumsp;Locusta migratoria, Musca domestica, Nephotettix virescens, Nilaparvata lugens, Ophiomya reticulipennis, Planococcus citri, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Sitophilussp.; Spodoptera litura, Triboliumsp, Helycotylenchussp.; Meloidogynesp.; Pratylenchussp.; Tylenchus filiformis.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Mahkota bunga dikeringkan lalu ditumbuk;

b). Hasil penumbukan direndam dalam air dengan konsentrasi 20 gram/l selama 24 jam;

c) Hasil endapan kemudian disaring agar didapatkan larutan yang siap diaplikasikan;

d). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan;

e). Aplikasi dapat dilakukan dalam bentuk tepung yang dicampur dengan
bahan pembawa seperti kapur dan bedak atau menggunakan alkohol, aceton atau minyak tanah sebagai pelarut



===========================================================






4. BAKUNG (Crinum asiaticum L)

Tanaman ini telah lama digunakan sebagai bahan obat tardisional depresan sistem syarat pusat. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pengganti pestisida yang berfungsi sebagai bakterisida, dan virisida. Senyawa dari tanaman ini mengandung alkaloid yang terdiri dari likorin, hemantimin, krinin dan krianamin. Tanaman ini bermanfaat untuk menekan /menghambat pertumbuhan Fusarium oxyporum.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Menumbuk daun dan atau umbi lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 25 – 50 gram/l selama 24 jam.

b). Larutan hasil perendaman inidisaring agar didapat larutan yang siap diaplikasikan.

c) Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan.



=================================================================






5. SIRIH (Piper betle L)

Tanaman sirih dengan banyak nama daerah merupakan tanaman yang telah lama dikenal sebagai bahan baku obat tradisional, dapat digunakan sebagai bahan pestisida alternatif karena dapat digunakan/bersifat sebagai fungisida dan bakterisida. Senyawa yang dikandung oleh tanaman ini antara lain profenil fenol (fenil propana), enzim diastase tanin, gula, amilum/pati, enzim katalase, vitamin A,B, dan C, serta kavarol. Cara kerja zat aktif dari tanaman ini adalah dengan menghambat perkembangan bakteri dan jamur.

Tanaman ini walaupun belum secara efektif dapat mengendalikan

Phytophthorasp,; Fusarium oxyporum, Streptococcus viridansdan Staphylococcus aureus.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Daun sirih ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 25 – 50 gram/l selama 24 jam,

b). Setelah itu disaring agar didapatkan larutan yang siap diaplikasikan.

c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyiraman larutan semprot ke sekita
tanaman yang sakit atau dengan mengoleskan larutan pada bagian yang terserang (sakit).



=============================================================






6. MINDI (Melia azedarach L)

Tanaman mindi dikenal dengan nama mindi kecil, banyak digunakan dalam industri sebagai bahan baku sabun. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena dapat bersifat sebagai insektisida, fungisida, dan nematisida. Senyawa aktif yang dikandung antara lain margosin (sangat beracun bagi manusia), glikosida flavonoid dan aglikon.

Tanaman ini dapat digunakan untuk mengendalikan / menekan OPT seperti :

Hidari irava, Spodoptera litura, Spodoptera abyssina, Myzus persicae, Orsealia oryzae, Alternaria tenuis, Aphis citri, Bagrada crucifearum, Blatella germanica, Kecoa, Jangkrik, Kutu, Belalang, Heliothis virescens, H. Zea; Helminthosporiumsp.; Holocrichia ovata, Locusta migratoria, Meloidogyne javanica, Nephotettox virescens, Nilaparvata lugens, Ostrina furnacalis, Panochychus citri, Sagotella furcifera, Tribolium castaneum, Tryporyza incertulas, Tylenchus filiformis.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Biji mindi dikupas / daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 25 – 50 gram/l selama 24 jam,

b). Larutan yang dihasilkan disaring agar didapatkan larutan yang siap diaplikasikan.

c). Aplikasi dilakukan dengan cara penyemprotan. Kulit buah dan kulit batang dapat digunakan sebagai mulsa (dikeringkan).



============================================================






7. CENGKEH (Syzygium aromaticum L)

Tanaman cengkeh telah lama dikenal masyarakat, baik sebagai bumbu dapur maupun bahan baku industri (rokok, kosmetik, obat) dengan nilai komersial yang tinggi. Sejak jaman kolonial tanaman ini banyak ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia terutama di Maluku dan Sulawesi. Tanaman ini dapat digunakan sebagai pestisida nabati karena dapat digunakan sebagai insektisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Senyawa aktif yang dikandung oleh tanaman ini dapat menghambat/menekan pertumbuhan/perkem-bangan cendawan penyebab penyakit, hama, nematoda dan bakteri.

OPT yang dapat dikendalikan antara lain:

Fusarium sp.;Phytoph thora sp.;Rigidoporus sp.;Scl erot ium sp.;Dacus sp.; Stegobium panicum. Pseudomonas solanacearum, Radopholus similis, Meloidogyne incognita.

Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:

a). Daun, bunga atau tangkai bunga ditumbuk hingga menjadi tepung, dapat juga diekstak (laboratorium),

b). Sebarkan tepung/minyak tersebut pada tanaman atau sekitar perakaran yang terserang dengan dosis 50 gram/pohon, jika menggunakan serasah daun cengkeh dosis yang digunakan 100 gram/pohon.

c). Pada tanaman dengan serangan ringan dapat dilakukan penyayatan pada akar kemudian diolesi dengan tepung/ minyak cengkeh.




REFERENSI

http://www.scribd.com/doc/9680561/Penyakit-Pada-Pisang-FITOPATOLOGI

Kamis, 03 November 2011

MACAM-MACAM PENYAKIT PISANG






Tanaman pisang mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penopang ekonomi keluarga tani, alternatif makanan pokok dan tanaman pioner. Akhir-akhir ini tanaman pisang di pulau Lombok dihadapkan pada ancaman yang sangat serius dari beberapa penyakit sistemik yang mematikan, antara lain penyakit layu fusarium, penyakit darah, dan penyakit kerdil pisang. Mengenal penyebab dan gejala serangannya sangat penting agar petani dapat melakukan pengendalian secara tepat dan benar. Penyakit yang sering menyerang tanaman pisang adalah: LayuFusarium, layu bakteri dan kerdil (Bunchy Top).


===========================================================






A. PENYAKIT LAYU FUSARIUM

Gejala penyakit layu fusarium ditemukan pada pisang Susu (Rajasere). Tanaman yang terserang menjadi layu dan mati. Seluruh tanaman dalam satu rumpun mati, termasuk anakan yang ada.

Infeksi penyakit layu fusarium terjadi bila patogen melakukan penetrasi pada akar tanaman pisang. Jamur kemudian menyerang xylem sehingga menyebabkan penutupan pembuluh. Gejala internal diawali dengan penguningan jaringan pembuluh di akar dan bonggol yang selanjutnya berubah warna menjadi merah atau coklat pada pembuluh vaskular pada pseudostem dan kadang-kadang pada tangkai tandan. Pada saat tanaman mati, jamur akan tumbuh menyebar dari xylem ke jaringan sekitarnya, membentuk klamidospore (spora istirahat) yang mampu bertahan dalam perakaran tanaman inang alternatif sampai 30 tahun. Kerusakan terutama terjadi pada kelompok pisang Cavendish (Ambon Hijau), Rajasere (pisang Susu), dan Ambon Kuning.

Penyakit ini sering disebut penyakit Panama, disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Penularan penyakit ini melalui bibit, tanah air, pupuk kandang atau alat-alat pertanian. Gejala awal adalah menguningnya daun tua yang diikuti diskolorisasi pembuluh pada pelepah daun terluar. Perubahan warna semakin hebat terjadi pada stadium lanjut dan bila pseudostem terinfeksi dipotong akan terlihat jaringan sakit lebih keras dibanding jaringan sehat. Gejala lain adalah
perubahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru muncul lebih pendek serta perubahan warna pada bonggol. Penularan terutama terjadi melalui luka pada akar.

Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan:

1.Membongkar dan membakar tanaman yang terserang dan siram tanah bekas tanaman pisang tersebut dengan fungisida.

2.Lakukan penggenangan dan pergiliran tanaman.

3.Menanam varietas tahan terhadap penyakit layuFusarium.

4.Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari daerah yang sudah terinfeksi penyakit layuFusarium.

5.Gunakan bibit bebas penyakit (hasil kultur jaringan).

6.Alat-alat pertanian yang digunakan selalu disucihamakan dengan fungisida.

7.Pemanfaatan musuh alami seperti Trichoderma atau Glicocladium.


================================================================





B. PENY

AKIT LAYU BAKTERI / PENYAKIT DARAH


Penyakit darah ditemukan pada pisang Kepok. Tanaman yang terserang memperlihatkan gejala penguningan daun dan layu. Gejala luar juga diperlihatkan dengan terjadinya pengeringan pada bunga jantan. Pada serangan yang parah, batang semu mencoklat dan membusuk.

Kerusakan disebabkan oleh bakteri ‘blood disease bacterium’ (BDB), terutama terjadi pada pisang Kepok yang ditandai oleh pembusukan daging buah, sehingga daging buah busuk coklat kemerahan menyerupai darah.

Penularan penyakit dapat terjadi melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian dan serangga. Bakteri ini dapat bertahan paling singkat 1 tahun dalam tanah tanpa kehilangan virulensinya. Perkembangan penyakit di lapang terutama dipengaruhi oleh adanya sumber inokulum, persen tanaman yang memasuki fase generatif dan populasi serangga penggerek bonggol dan batang. Selain faktor-faktor tersebut, penyebaran penyakit darah pada suatu wilayah juga sangat ditentukan oleh aktivitas petani dalam memelihara tanaman, serta aktivitas pedagang ketika melakukan panen buah dan bunga pisang. Penggunaan alat yang sama untuk pemeliharaan tanaman atau panen dari satu kebun ke kebun yang lain tanpa disadari merupakan satu cara penularan dan penyebaran penyakit yang sangat efektif dan cepat dari satu tempat ke tempat lain.

Penyakit layu ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solaracearum. Penularan penyakit melalui bibit, tanah, air irigasi, alat-alat pertanian atau serangga penular (vector).Gejalanya biasanya tampak setelah timbulnya tandan. Mula-mula daun muda mengalami perubahan warna dan pada ibu tulang daun terlihat garis coklat kekuningan kearah tepi daun hingga buah menjelang masak. Daun kemudian
menguning/coklat, dan layu. Gejala spesifik adalah terdapatnya lendir bakteri yang berbau, berwarna putih abu-abu sampai coklat kemerahan keluar dari potongan buah atau bonggol, tangkai buah, tangkai tandan dan batang.

Pengendalian atau pencegahanyang dianjurkan adalah:

1.Melarang perpindahan bibit/tanaman beserta tanahnya dari daerah endemik.

2.Penanaman bibit pisang sehat/bebas penyakit.

3.Pembungkusan buah beberapa saat setelah jantung keluar.

4.Sterilkan alat-alat yang dipakai dengan menggunakan formalin 30%.

5.Perbaikan drainase kebun.

6.Fumigasi tanah bekas tanaman yang terserang dengan Methyl Bromide (secara injeksi).

7.Pemusnahan tanaman sakit dengan menggunakan 5 – 20 ml larutan herbisida glyphosate 5% atau 2,4-D 2,25%.

8.Melakukan rotasi tanaman misalnya dengan menggunakan family graminae sepertisorgum, padi, jagung, rumput gajah dan lain sebagainya untuk memotong siklus patogen di dalam tanah selama sekitar satu tahun.


=========================================================


C. BERCAK DAUN SIGATOKA

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola Mulder. Gejalanya mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun, kemudian bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menjadi kuning, daun menjadi lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya. Pengendalian penyakit ini dianjurkan dengan pemupukan berimbang, sesuai anjuran setempat dan sanitasi sumber infeksi dengan memotong dan membakar daun-daun mati/sakit.


==========================================================


D. PENYAKIT KERDIL PISANG / BUNCHY TOP VIRUS


Penyakit kerdil pisang disebabkan oleh ‘Banana Bunchy Top Virus’ (BBTV). Gejala awal ditandai oleh adanya gejala hijau gelap bergaris pada tangkai dan tulang daun menyerupai sandi morse. Pada lembaran daun di dekat ibu tulang daun terdapat bercak/garis bengkok hijau gelap. Ketika tanaman semakin tua, pertumbuhan daun menjadi terhambat, berukuran kecil, kaku dan mengarah ke atas, tanaman menjadi kerdil.

Penyakit ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui vektor Pentalonia negronervosaCoq. Gejalanya adalah daun muda tampak lebih tegak, pendek, lebih sempit dan tangkainya lebih pendek dari yang normal, daun menguning sepanjang tepi lalu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah, Tanaman terlambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsunya. Pengendalian dilakukan dengan menanam bibit yang sehat dan sanitasi kebun dengan membersihkan tanaman inang seperti abaca (Musa textiles),Heliconia spp danCanna spp, pembongkaran rumpun sakit, lalu dipotong kecil-kecil agar tidak ada tunas yang hidup. Cara lain adalah dengan menggunakan insektisida sistemik untuk mengendalikan vektor terutama di pesemaian.






REFERENSI

http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/artikel/271-pengendalian-hama-pisang

CROPPING PATTERN


POLA tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurunwaktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu arealtanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satuareal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilirbeberapa jenis tanaman pada waktu berbeda di aeral yang sama.

Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahankaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempituntuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanianterpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utamaadalah pendekatan yang bijak.

Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman. Yaituhubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang telahditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semuaindividu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agar tumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya. Adabeberapa macam pola hubungan tanaman. Pertama, pola hubungan barisan (rowspacing), pola hubungan ganda (double row spacing), pola hubungan sama sisi(square spacing), dan pola hubungan segitiga sama sisi (equidistance spacing)


==============================================================






MACAM-MACAM POLA TANAM

A. MONOKULTUR

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).

Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda).

Pertanaman padi, jagung, atau gandum sejak dulu bersifat monokultur karena memudahkan perawatan. Dalam setahun, misalnya, satu lahan sawah ditanami hanya padi, tanpa variasi apa pun. Akibatnya hama atau penyakit dapat bersintas dan menyerang tanaman pada periode penanaman berikutnya. Pertanian pada masa kini biasanya menerapkan monokultur spasial tetapi lahan ditanami oleh tanaman lain untuk musim tanam berikutnya untuk memutus siklus hidup OPT sekaligus menjaga kesehatan tanah.

Istilah "monokultur" sekarang juga dipinjam oleh bidang-bidang lainnya, seperti peternakan, kebudayaan (mengenai dominasi jenis aliran musik tertentu), atau ilmu komputer (mengenai sekelompok komputer yang menjalankan perangkat lunak yang sama).

Monokultur (pada saat tanaman mulai produktif, pada saat tanaman muda < 2 tahun dilakukan tumpang sari dengan sayuran)jarak tanam yang dgunakan bervariasi dari satu lokasi yang lainnya.Kebunjeruk di dataran rendah (lahan basah) jarak tanamnya relatif lebih jarangdibanding kebun jeruk di dataran tinggi, karena 40% dari lahan basah terpakai untuk keper-luan pembuatan drainase dan pembuatan jalan. Di awal biasa digunakan jarak tanam 3 x 3 meter atau 3,5 x 3,5 meter. Tetapi jarak tanam yang dianjurkan untuk jeruk manis adalah 4 x 4 meter. Jarak tanam yang lebih besar umumnya tidak memberi pengaruh terhadap tanaman kecualirendahnya populasi tanaman per hektarnya.jika usaha perkebunan jeruk dirancang untuk periode 10 tahunmaka cukup menggunakan jarak tanam yang pendek misalnya 5 x 5meter.jika umur lebih dari 10 tahun produksi masih baik dan jika kebun masih dipertahankan sebaiknya dilakukan penjarangan dengan menebangpohonpohonyang kurang produktif. Dengan jarak tanam 4,5 x 4,5 meter maka dalam 1 hektar akan terdapat 800 pohon. Sebelum penanaman, lubangtanamyang sudah dibuat diisi dengan pupuk kandang/kompos yang dicampur tanah lapisan atas. Dalam hal ini diasumsi jarak tanam jeruk dataran tinggi 5,2 x5,2 m atau 364 batang pohon per hektar. Sedangkan di dataran tinggi 4 x4 m atau800 pohon per hektar. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Pola tanam monokultur memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada pola tanam lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persainganantar tanaman dalam memperebutkan unsur hara maupun sinar matahari, akantetapi pola tanam lainnya lebih efisien dalam penggunaan lahan karena nilai LERlebih dari 1.Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.



=====================================================================






B. POLIKULTUR


Polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

a. Mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin,

b. Menambah kesuburan tanah. Dengan menanam kacang-kacangan- kandungan unsur N dalam tanah bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.

c. Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT,

d. Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.

e. Dapat menambah kesuburan tanah
Menanam tanaman kacang-kacangan berdampingan dengan tanaman jenis lainnya dapat menambah kandungan unsur Nitrogendalam tanah karena pada bintil akar kacang-kacangan menempel bakteri Rhizobium yangdapat mengikat Nitrogen dari udara. Dan menanam secara berdampingan tanaman yang perakarannya berbeda dapat membuat tanah menjadi gembur.

f. Meminimalkan hama dan penyakit tanaman
Sistem polikultur dibarengi denganrotasi tanaman dapat memutuskan siklus hidup hama dan penyakit tanaman. Menanamtanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama penyakit tanaman salah satu pendampingnya, misalnya : bawang daun yang mengeluarkan baunya dapat mengusir hama ulat pada tanaman kol atau kubis.

g. Mendapat hasil panen beragam yang menguntungkan
Menanam dengan lebih darisatu tanaman tentu menghasilkan panen lebih dari satu atau beragam tanaman. Pemilihanragam tanaman yang tepat dapat menguntungkan karena jika satu jenis tanaman memilikinilai harga rendah dapat ditutupi oleh nilai harga tanaman pendamping lainnya

Kekurangan sistem polikultur adalah :

Apabila pemilihan jenis tanaman tidak sesuai, sistem polikultur dapat memberi dampak negatif, misalnya :

a. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman,
b. OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya.
c. Pertumbuhan tanaman akan saling menghambat

Dalam pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilahdari sistem ini, yang mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama tetapialasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :

1. Tumpang Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dandalam waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenistanaman yang satu atau pendampingnya.

2. Tumpang Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalamwaktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.

3. Tumpang Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang samaselama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.

4. Tanaman Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satutanaman sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk salingmelengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.

5. Penanaman Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur panjang atau tanaman tahunan.

6. Pergiliran atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hiduphama penyakit tanaman.

Dalam penanaman sistem polikultur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis tanamanyang akan ditanam dalam penerapannnya yaitu :


Kebutuhan sinar matahari ; pemilihan jenis tanaman yang tinggi, rindang, berdaun lebatdan membutuhkan sinar matahari lama dengan jenis tanaman yang pendek dan tidak membutuhkan sinar matahari lama atau perlu naungan.

Kebutuhan unsur hara ; adanya jenis tanaman yang membutuhkan sedikit unsur N dan jenis tanaman yang membutuhkan banyak unsur N dan ada jenis tanaman yang mampumengikat unsur N dari udara yaitu tanaman kacang-kacangan.

Sistem perakaran ; Adanya jenis tanaman yang memiliki perakaran di dalam tanah yangdalam, dangkal, melebar dan lainnya.




REFERENSI


http://www.ditlin.hortikultura.deptan.go…
http://m.serambinews.com/news/view/10605/pengaturan-pola-tanam-dan-pengolahan-tanah

Ikuti Saya ^___^

visitors

 

My Blog List

Feedjit

PLANT HOSPITAL Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino