Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan OPT. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT
tersebut yang terdiri atas faktor biotik (misalkan : musuh alami OPT, jenis
tanaman, dan tindakan manusia) dan faktor abiotik (misalkan : temperatur,
kelembaban udara, sinar matahari, hujan, angin, tanah, air, dsb) (Reijntjes,
Coen.1999).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan OPT dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi
dua (Little, 1971) yaitu:
1. Faktor dalam adalah faktor yang berada dalam tubuh
orgnisme seperti organ tubuh dan keadaan fisiologisnya.
2. Faktor luar
adalah faktor yang berada di luar tubuh organisme yang mempengaruhinya langsung
dan tidak langsung yaitu faktor fisik, biotik dan makanan.
Faktor biotik adalah semua faktor yang pada dasarnya bersifat hidup dan
berperan dalam keseimbangan populasi OPT. Termasuk dalam faktor biotik adalah
parasit, predator, kompetisi dan resistensi tanaman.Faktor makanan adalah unsur
utama yang menentukan perkembangan OPT. tersedianya inang(tanaman dan hewan)
yang menjadi sumber makanan merupakan factor pembatas dalam menentukan taraf
kejenuhan populasi (carryng Capacity) lingkungan atas OPT.
Faktor fisik dapat dibedakan menjadi unsur cuaca dan topografi suatu
daerah merupakan faktor penghambat atau sekurang-kurangnya mempengaruhi penyebaran
OPT. Hal ini disebabkan oleh perbedaan topografi yang menyebabkan terjadinya
perbedaan faktor iklim dan secara tidak langsung menimbulkan perbedaan tumbuhan
yang tumbuh.
Faktor cuaca dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur cuaca: suhu,
kelembaban, cahaya dan pergerakan udara/angin (Anonymous a, 2011).
1. suhu
Pengaruh suhu terhadap kehidupan serangga banyak dipelajari di negara
beriklim dingin/sedang, dimana suhu selalu berubah menurut musim. Di negara
tropika seperti Indonesia keadaanya berbeda, iklimnya hampir sama sehingga
variasi suhu relatif kecil. Perbedaan suhu yang nyata adalah karena ketinggian.
Serangga adalah organisme yang sifatnya poikilotermal sehingga suhu badan
serangga banyak dipengaruhi dan mengikuti perubahan suhu udara.
Beberapa aktifitas serangga dipengaruhi oleh suhu dan kisaran suhu
optimal bagi serangga bervariasi menurut spesiesnya. Secara garis besar suhu
berpengaruh pada (nayar et al, 1981) kesuburan/produksi telur, laju pertumbuhan
dan migrasi atau penyebarannya.
Mengukur kecepatan pertumbuhan
serangga dalam hubungannya dengan suhu dapat dilakukan sengan thermal constant.
Hal tersebut berdasarkan asumsi bahwa terdapat hubungan antara perkembangan
serangga dengan jumlah thermal constant biasanya dinyatakan dengan hari derajat
(day degree accumulation). Walaupun kurang tepat namun sering digunakan untuk
perkiraan perkembangan serngga. Potter dan Timmons melaporkan bahwa log-degree
day mempunyai korelasi yang tinggi dengan kumulatif persentase tangkapan hama
penggerek tanaman hortikultura. Ternyata hubungan tersebut dapat digunakan
untuk menduga saat penerbangan pertama seranga penggerek tersebut.
Hama wereng batang coklat untuk
menyelesaikan siklus hidupnya dari telur sampai dewasa/mati membutuhkan total
konstanta panas efektif sebesar 500 hari derajat. Untuk mencapai jumlah
tersebut diperlukan waktu sebulan (30 hari) untuk generasi musim panas dengan
suhu rata-rata harian 27 derajat celcius dan membutuhkan waktu 42 hari untuk
generasi musim gugur dengan suhu rata-rata harian 22 derajat celcius (Kisimoto,
1981)
Kematian serangga dalam hubungannya
dengan suhu terutama berkaitan dengan pengaruh batas-batas ekstrim dan kisaran
yang masih dapat ditahan serangga (suhu cardinal). Suhu yang sangat tinggi
mempunyai pengaruh langsung terhadap denaturasi/ merusak sifat protein yang
mengakibatkan serangga mati. Pada suhu rendah kematian serangga
terjadi karena terbentukknya kristal es dalam sel.
2. Kelembaban
Serangga seperti juga hewan yang lain harus memperhatikan kandungan air
dalam tubuhnya, akan mati bila kandungan airnya turun melewati batas
toleransinya. Berkurangnya
kandungan air tersebut berakibat kerdilnya pertumbuhan dan rendahnya laju
metabolisme. Kandungan air dalam tubuh serangga bervariasi dengan
jenis serangga, pada umumnya berkisar antara 50-90% dari berat tubuhnya. Pada
serangga berkulit tubuh tebal kandungan airnya lebih rendah.
Agar dapat mempertahankan hidupnya serangga harus selaluu berusaha agar
terdapat keseimbangan air yang tepat. Beberapa serangga harus dilingkungan
udara yang jenuh dengan uap air sedang yang lainnya mampu menyesuaikan diri
pada keadaan kering bahkan mampu menahan lapar untuk beberapa hari. Kelembaban juga mempengaruhi sifat-sifat,
kemampuan bertelur dan pertumbuhan serangga.
3.
Cahaya
Cahaya mempunyai peranan penting
dalam pertumbuhan, perkembangannya dan tahan kehidupannya serangga baik secara
langsung maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya
membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis
serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya.
Berdasarkan hasl di atas serangga dapat digolongkan
1.
Serangga diurnal yaitu serangga yang membutuhkan intensitas
cahaya tinggi aktif pada siang hari
2.
Serangga krepskular adala serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya sedang aktif pada senja hari.
3.
Serangga nokturnal adalah serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya rendah aktif pada malam hari .
Penelitian menunjukkan bahwa cahaya bulan berpengaruh nyata pada
tangkapan lampu perangkap terhadp serangga nokturnal.
4. pergerakan udara
Pergerakan udara merupakan salah
satu faktor yang penting dalam penyebaran kehidupan serangga. Penyebaran
arah serangga kadang mengikuti arah angin.
Hal yang juga dapat
mempengaruhi penyebaran Hama adalah aktivitasnya sendiri, yaitu:
1. Hama
yang menetap
Misalkan berbagai macam
ulat daun dan ulat buah. Hama ini merusak berbagai tanaman yang mula-mula
dihinggapi sampai hampir habis atau habis sama sekali, barulah mereka pindah ke
bagian lain.
2. Hama
yang tak menetap
Hama yang tak menetap
ini biasanya: berbagai macam kepik, belalang dan lebah. Jenis hama ini merusak
daun-daun sayuran dengan berpindah-pindah dari satu daun ke daun lain ataupun
kepada tanaman lainnya. Hama-hama tersebut di atas mudah dibasmi secara
langsung.
3. Hama
yang menyerang pada malam hari
Hama-hama ini misalkan:
ulat tanah, siput dan berbagai macam kepik, jangkrik, gangsir, dan belalang.
Hama-hama yang menyerang pada malam hari ini, datangnya bila matahari telah
terbenam. Pada siang hari mereka bersembunyi pada tempat-tempat yang teduh, di
bawah daun-daun yang dirusaknya atau di bawah saun tanaman lain, jauh dari
sasaran semula. Siput misalnya, pada siang hari ada yang bersembunyi di dalam
tanah.
4. Hama yang menyerang siang malam
Ada
berbagao jenis hama yang menyerang tanaman sayuran terus-menerus siang malam.
Hama-hama tersebut antara lain:
-
Berbagai
jenis kutu daun
-
Berbagai
jenis kutu buah
-
Berbagai
jenis kutu cabang dan batang
0 comments :
Posting Komentar