Rabu, 18 Desember 2013

IDENTIFIKASI HAMA : Pseudococcus citriculus (Kutu Putih)



KLASIFIKASI
Kingdom         : Animalia
Phylum           : Arthropoda
Class               : Insecta
Order               : Hemiptera
Suborder         : Sternorrhyncha
Family            : Pseudococcidae
Genus              : Pseudococcus
Spesies            : Pseudococcus citriculus




 




Kutu putih pepaya memilliki telur berwarna kuning kehijauan di dalam kantung telur (ovisac) yang panjangnya dua kali lipat atau lebih daripada panjang tubuhnya. Keseluruhan kantung telur ditutupi oleh lilin putih (Miller & Miller, 2002).
Nimfa kutu putih pepaya instar pertama disebut crawler dan belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Panjang tubuh nimfa instar pertama adalah rata-rata 0,4 mm dengan kisaran 0,3-0,5 mm dan lebar tubuh rata-rata 0,2 mm dengan kisaran 0,2-0,3 mm (Miller & Miller, 2002). Nimfa kutu putih pepaya instar kedua sudah dapat dibedakan jenis kelaminnya dengan melihat warna tubuhnya. Nimfa instar dua jantan tubuhnya berwarna merah muda, sedangkan yang betina berwarna kuning. Kutu putih pepaya instar kedua memiliki panjang tubuh rata-rata 0,7 mm dengan kisaran 0,5- 0,8 mm dan lebar tubuh rata-rata 0,4 mm dengan kisaran 0,3-0,5 mm (Miller & Miller, 2002).
Kutu putih pepaya instar ketiga betina memiliki panjang rata-rata 1,1 mm dengan kisaran 0,7-1,8 mm dan lebar tubuh rata-rata 0,7 mm dengan kisaran 0,3- 1,1 mm (Miller & Miller 2002). Secara umum kutu putih pepaya instar ketiga betina ukuran tubuhnya lebih besar dan lebih lebar dibandingkan dengan yang jantan (Friamsa, 2009).
Imago betina memiliki permukaan tubuh yang dilapisi oleh lilin putih tipis, memiliki rangkaian filamen lilin di sekitar tepi tubuh bagian posterior yang berukuran 1/4 kali panjang tubuhnya dan tidak memiliki sayap. Panjang tubuh imago betina rata-rata 2,2 mm dengan kisaran 1,5-2,7 mm dan lebar tubuh rata-rata 1,4 mm dengan kisaran 0,9-1,7 mm (Miller & Miller 2002). Imago betina biasanya meletakkan 100-600 telur dalam satu kantung telur (ovisac). Peletakan telur biasanya berlangsung dalam 10 hari, dan pada hari kesepuluh nimfa instar satu atau crawler sudah mulai aktif mencari makan (Walker et al, 2003).
Imago jantan berwarna merah muda, terutama pada masa pra pupa dan pupa, sedangkan pada saat instar pertama dan kedua berwarna kuning. Panjang tubuh imago jantan rata-rata 0,6 mm dengan kisaran 0,5-1,0 mm dan lebar tubuh 0,3 mm dengan kisaran 0,2-0,6 mm (Gambar 1B). Imago jantan memiliki antena dengan 10 segmen, aedagus terlihat jelas, memiliki sejumlah pori lateral dan sayap berkembang dengan baik (Miller & Miller,  2002).
Telur diletakkan di bagian bawah daun yang sejajar dengan tangkai dan tulang daun. Telur Kutu putih berbentuk bulat berwarna kuning kehijauan dan ditutupi oleh massa seperti kapas dan akan menetas dalam waktu 10 hari setelah diletakkan (Walker et al., 2003). Telur diletakkan secara berkelompok dalam sebuah kantung (ovisak), kantung telur terbuat dari benang-benang lilin yang sangat lengket. Telur yang tidak berhasil menetas akan berubah warnanya setelah satu hari menjadi agak kehitaman, sedangkan telur yang berhasil menetas berwarna kuning tua. Imago betina sewaktu meletakkan telur posisi abdomen ditekukkan ke bawah dan ovipositor tegak lurus pada permukaan tanaman. Lalu telur diletakkan pada bagian bawah permukaan tanaman. Setelah meletakkan telur yang pertama, imago kutu putih akan maju beberapa langkah dan proses peletakan telur berikutnya segera dimulai. Telur diletakkan di sisi telur terdahulu, sehingga letak telur berjejer sepanjang tangkai dan tulang daun. Pada pengamatan perkembangan stadium telur kutu putih pada tanaman pepaya, diperoleh rata-rata lama stadium telur adalah 7,0±0,67 hari .Telur akan menetas dalam waktu 10 hari setelah diletakkan. Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi lama stadium telur, terutama suhu.
Siklus Hidup Kutu Putih. Kutu putih pepaya betina dan jantan memiliki tahapan perkembangan hidup yang berbeda. Kutu putih pepaya betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis bertahap), yaitu terdiri dari stadium telur, stadium nimfa yang terdiri dari instar pertama hingga ketiga, dan stadium imago yang tidak memiliki sayap. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu generasi adalah sekitar satu bulan dan bergantung pada temperatur. Kutu putih pepaya jantan mengalami metamorfosis holometabola (metamorfosis sempurna), yaitu terdiri dari stadium telur, stadium nimfa yang terdiri dari instar pertama, instar kedua, instar ketiga yang disebut prapupa, dan instar keempat berupa pupa, dan stadium imago yang memiliki sepasang sayap (Tanwar et al., 2010).
Gejala serangan. Hama kutu putih biasanya bergerombol sampai puluhan ribu ekor. Mereka merusak dengan cara mengisap cairan. Semua bagian tanaman bisa diserangnya dari buah sampai pucuk. Serangan pada pucuk menyebabkan daun kerdil dan keriput seperti terbakar. Hama ini juga menghasilkan embun madu yang kemudian ditumbuhi cendawan jelaga sehingga tanaman yang diserang akan berwarna hitam. Kutu menyukai tempat yang agak teduh tetapi tidak terlalu lembab. Serangga dewasa dan nimfa menghisap bagian tanaman, sehingga terjadi perubahan bentuk yang tidak normal. Pada tanaman yang terserang tampak dipenuhi oleh kutu-kutu putih seperti kapas.
Tanaman Inang. Menurut Miller & Miller (2002) dan Walker et al. (2003) P. marginatus memiliki lebih dari 25 genus tanaman inang, diantaranya tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti pepaya, jeruk, alpukat, terong, kembang sepatu, dan kamboja. Di Indonesia, hama tersebut dilaporkan menyerang 21 spesies tanaman dari beberapa famili seperti Caricaceae, Fabaceae, Aracaceae (talas-talasan), Cucurbitaceae (labu-labuan), Malvaceae (kapas-kapasan), Convolvulaceae (kangkung-kangkungan), Myrtaceae (jambu-jambuan), Moraceae, Rubiaceae, dan Apocynaceae (Sartiami et al., 2009). Selain menyerang tanaman pertanian, kutu putih pepaya juga menyerang gulma, yaitu Abutilon indicum, Achyranthus aspera, Cleome viscosa, Commelina benghalensis, Convolvulus arvensis, Euphorbia hirta, Phyllanthus niruri, Leucas aspera, Ocimum sanctum, Parthenium hysterophorus, Tridax procumbens, Trianthema portulacastrum, dan Canthium inerme (Tanwaret al., 2010).
Pengendalian secara Biologi (Musuh Alami). Menurut Muniappan et al. (2006), musuh alami untuk kutu putih pepaya di daerah asalnya di Meksiko adalah Acerophagus papayae Noyes and Schauff, Anagyrus loecki Noyes and Menezes, Pseudoleptomastix mexicana Noyes and Schauff. Coccinellid predator yang digunakan untuk mengendalikan kutu putih adalah Cryptolaemus montrouzieri (Coleoptera: Coccinellidae).

Menurut Sartiami et al. (2009b), musuh alami untuk kutu putih pepaya yang ditemukan di wilayah Bogor untuk golongan predator terdiri dari Ordo Diptera dari Famili Syrphidae; Ordo Coleoptera dari Famili Coccinellidae; dan Ordo Neuroptera dari Famili Chrysopidae. Dari golongan parasitoid yang ditemukan adalah Ordo Hymenoptera dari Famili Encyrtidae, Braconidae, Scelionidae, dan Eulophidae. Predator yang ditemukan dari wilayah Bogor sama dengan yang ditemukan di Sukabumi yaitu Scymnus sp.,Curinus coeruleus, Chilocorus sp. dan Cryptolaemus montrouzieri.

0 comments :

Posting Komentar

Ikuti Saya ^___^

visitors

 

My Blog List

Feedjit

PLANT HOSPITAL Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino