Kamis, 03 Oktober 2013

entomologi serangga : CARA KOLEKSI SERANGGA


A. Metode Koleksi

Serangga merupakan organisme yang sangat melimpah keberadaannya dan mampu hidup dimana saja, baik di darat maupun di air. Habitat serangga sangat bervariasi, masing-masing spesies mempunyai kekhasan tempat hidup oleh karena itu perlu dipikirkan metode penangkapan dan koleksi yang tepat untuk mendapatkan spesies serangga yang diinginkan. Masing-masing metode dikembangkan untuk menangkap serangga yang khas yang didasarkan pada perilaku dan habitatnya.

Koleksi serangga memerlukan peralatan tertentu yang telah disiapkan di dalam tas cangklong yang sewaktu-waktu siap untuk dikeluarkan. Peralatan tersebut adalah:

- Aspirator
- Jaring serangga
- Pinset
- Botol pembunuh
- Vial yang berisi alkohol 80%
- Kertas HVS dibentuk segitiga
- Kantong plastik
- Kantong kertas
- Kuas kecil
- Pisau kecil/pisau lipat
- Buku catatan
- Pensil
- Kertas label

1. Penangkapan serangga dengan menggunakan aspirator

Aspirator digunakan untuk menangkap serangga yang kecil dan pergerakannya sangat cepat, seperti: parasitoid ordo Hymenoptera, lalat Agromyzidae, trip, dan afid. Aspirator ini bisa digunakan langsung untuk menyedot serangga pada tanaman atau serangga-serangga kecil yang berada di dalam jaring serangga [kombinasi]. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

2. Penangkapan serangga dengan menggunakan tangan/pinset/kuas

Cara penangkapan ini efektif untuk serangga yang relatif besar dan pergerakannya relatif tidak begitu gesit, seperti: ulat daun, belalang sembah, kumbang, dan semut. Penangkapan dengan menggunakan tangan perlu suatu pengalaman dan keterampilan khusus. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika hendak menangkap serangga-serangga yang beracun atau bersengat, seperti ulat api famili Limacodidae dan semut subfamili Ponerine maka perlu alat bantu berupa pinset. Sedangkan kuas juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menangkap serangga-serangga kecil yang lunak, seperti: nimfa Ephemeroptera dan Plecoptera.

3. Penangkapan serangga dengan menggunakan jaring serangga

Ada tiga jenis jaring yang umum dipakai untuk menangkap serangga, yaitu:

(1) Aerial nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk menangkap serangga yang aktif terbang, seperti: kupu-kupu, capung, lebah, dan tawon. Sebaiknya gagang jaring dibuat dari bahan yang sangat ringan dan jaringnya terbuat dari kain kasa yang lembut. Biasanya kain kasa yang dipakai berwarna putih, tetapi beberapa ahli lebih suka menggunakan kain kasa yang berwarna hitam untuk menghindari terjadinya pantulan cahaya yang membuat takut serangga sebelum terjaring. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

 (2) Sweep nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk menangkap serangga-serangga kecil yang gesit dan berada di rerumputan atau pada pucuk-pucuk tanaman, seperti: kumbang Coccinellidae, wereng Cicadellidae dan Delphacidae. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

(3) Aquatic nets adalah jaring yang digunakan dengan bantuan tangan untuk menangkap serangga-serangga yang hidup didalam air [serangga air], seperti: larva Trichoptera dan Lepidotera.

4. Penangkapan serangga dengan menggunakan beating sheets

Metode ini dilakukan dengan cara penggoyangan tumbuhan dengan keras yang dibawahnya telah dipasang beating sheets. Penangkapan dengan cara ini sangat sesuai untuk serangga-serangga yang tidak bersayap terutama efektif untuk serangga yang berklamufase dengan tumbuhan atau tersembunyi dan juga untuk serangga-serangga yang pergerakannya lamban, seperti: serangga ordo Phasmatodea, beberapa serangga ordo Coleoptera, Hemiptera, dan Hymenoptera. Semua serangga yang telah ditangkap kemudian dibunuh dengan cara dimasukkan kedalam botol pembunuh.

5. Penangkapan serangga dengan menggunakan kain/wadah bentuk kerucut sebagai tadah

Metode ini dilakukan dengan cara penyemprotan zat beracun atau insektisida pyrethroid pada tumbuhan yang dibawahnya telah dipasang kain sebagai wadah serangga-serangga yang mati dan jatuh. Cara ini sangat efektif untuk serangga-serangga yang hidup pada kanopi pohon, seperti beberapa serangga ordo Hymenoptera, Hemiptera, dan Phasmatodea yang tidak bisa dijangkau oleh tangan atau jaring serangga.

6. Penangkapan serangga dengan menggunakan corong Berlese

Metode ini dilakukan dengan cara mengambil seresah tumbuhan yang kemudian diletakkan di dalam corong Berlese. Cara ini efektif untuk menangkap serangga-serangga sangat kecil yang hidup di dalam seresah umumnya berperan sebagai pengurai bahan organik, seperti: beberapa jenis semut, kumbang Tenebrionidae, Thysanura, dan beberapa Hexapoda bukan serangga seperti Collembola, Protura, dan Diplura.

7. Penangkapan serangga dengan menggunakan perangkap

Macam-macam perangkap yang biasa digunakan untuk koleksi serangga adalah:

a. Pitfall, digunakan untuk memerangkap serangga yang aktif berjalan diatas tanah, seperti semut, kumbang Carabidae dan Tenebrionidae.
b. Lampu, digunakan untuk menangkap serangga yang aktif pada malam hari, seperti Noctuidae, Saturniidae, dan Sphingidae.
c. Feromon Seks atau Seks Feromoid, digunakan untuk menarik serangga jantan yang terpikat, seperti Plutella xyllostela
d. Aroma pakan sebagai zat pemikat [Methyl Eugenol dan Cue Lure] digunakan untuk menangkap serangga yang membutuhkan pakan tertentu yang beraroma dan mutlak diperlukan untuk kepentingan seksualnya, seperti Bactroceraspp. dan Dacus spp.

B. Metode Pengawetan Serangga
Pengawetan serangga yang benar membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Serangga awetan [Spesimen] sangat penting untuk keperluan penelitian terutama yang berkaitan dengan biodiversitas serangga. Pengawetan serangga yang salah dapat berakibat fatal bagi spesimen yang disimpan. Pengawetan serangga diperlukan peralatan-peralatan khusus seperti:
- Relaxing dish
- Pinset
- Span block
- Pinning block
- Jarum serangga
- Jarum penthol
- Lem PVAC
- Kertas karding
- Botol koleksi
- Alkohol 80%
- Kertas label
- Pensil atau tinta tahan luntur

Pengawetan serangga dan artropoda lain dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pada setiap spesies dan fase tumbuhnya. Ada dua cara pengawetan yang umum dilakukan, yaitu pengawetan kering dan pengawetan basah.

Pengawetan kering dilakukan untuk serangga-serangga yang bertubuh keras [umumya fase imago] dengan cara di pin [ditusuk dengan jarum preparat atau di karding]. Jarum yang digunakan untuk menusuk spesimen serangga harus jarum anti karat atau stainless steel (bukan dari baja hitam atau dari kuningan) sebab jarum non-stainless akan cepat berkarat apabila terkena cairan tubuh serangga. Ukuran diameter dan panjang jarum bervariasi mulai dari nomor 00 sampai 9. Apabila jarum ditusukkan secara tidak langsung ke tubuh serangga, seperti halnya karding, jarum stainless steel tidak perlu dipergunakan, cukup dengan jarum dari baja. Beberapa serangga besar akan berubah warna atau kotor apabila diawetkan kering, oleh sebab itu perlu dilakukan proses pengeluaran isi perut atau ‘gutting’ sebelum serangga di pin. Buat belahan sedikit di salah satu sisi pleural membrane diantara sternal dan tergal plates. Pergunakan pinset untuk mengeluarkan alimentary canal, alat pencernaan makanan perlu hati-hati jangan sampai sambungan anterior dan posterior patah. Bagian perut kemudian dibersihkan dengan cermat dengan kapas dan tissue. Perutnya kemudian dibentuk kembali dengan diisi kapas agar bentuk abdomen kembali seperti sebelumnya. Belahan pada ujung pleural membrane kemudian dirapatkan kembali dan harus tertutup kembali sebelum serangga kering.

Pengawetan basah dilakukan untuk serangga-serangga yang bertubuh lunak [umumnya fase larva] dilakukan dengan cara menyimpan serangga didalam botol yang telah diisi dengan alkohol 80%, dengan ketentuan bahwa spesimen yang diawetkan dalam alkohol harus disimpan dalam botol gelas dengan tutup yang rapat. Menggunakan botol plastik tidak baik untuk tempat spesimen karena mudah retak apabila diisi dengan alkohol. Pilih botol yang cukup besarnya agar spesimen tidak tertekuk dan hancur, selain itu juga akan memudahkan pengambilan pada saat akan diteliti/diamati.

Setiap spesies serangga dan artropoda lain mempunyai kekhasan cara pengawetan, secara umum dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

LABA-LABA
Matikan dan awetkan dalam 80% ethanol. Sedikit ditambah glycerol pada ethanol akan membuat spesimen lemas (fleksibel).

COLLEMBOLA
Matikan dalam 80% ethanol. Jernihkan dalam KOH dan slide mount di euparal dengan spesimen diletakkan pada sisi kanan. Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan menggunakan kutek tak berwarna.

PROTURA
Matikan dalam 80% ethanol. Jernihkan dalam KOH dan slide mount di euparal dengan spesimen diletakkan pada sisi ventral. Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan menggunakan kutek tak berwarna.

DIPLURA
Matikan dalam 80% ethanol, jernihkan dalam KOH dan slide mount dalam euparal. Peletakan gelas obyektif dan de glass dengan menggunakan kutek tak berwarna.

THYSANURA
Matikan dan awetkan dalam 80% ethanol.

ODONATA
Matikan dalam botol pembunuh, sebaiknya capung dewasa dibiarkan hidup selama satu atau dua hari di dalam kertas amplop agar isi perutnya terserap tubuh. Serangga yang mati akan mengalami pembusukan isi perutnya sehingga akan mempengaruhi warna kulit perutnya atau bahkan putus karena busuk. Setelah capung dewasa mati, tusuklah dengan jarum serangga pada bagian tengah mesothorax (jarum harus keluar dari bagian bawah tubuh diantara pasangan kaki pertama dan kaki kedua). Kembangkan kedua pasang sayapnya dengan ketentuan letak anterior pinggir sayap belakang tegak lurus dengan tubuh dan letak sayap depan simetris.

ORTHOPTERA
Matikan belalang dewasa dalam botol pembunuh. Tusuklah dengan jarum serangga pada bagian kanan mesothorax (biasanya pada dasar sayap depan bagian kanan) belalang dewasa; bentangkan sayap bagian kiri dengan pinggir anterior sayap belakang membentuk garis tegak lurus  dengan tubuh; atur kaki dengan sempurna dan antena yang panjang diatur menjulur ke belakang di atas tubuh.

MANTODEA
Matikan dalam botol pembunuh, untuk nimfa awetkan dalam 80% ethanol. Belalang sembah dewasa diawetkan dengan cara ditusuk dengan jarum serangga pada garis tengah mesothorax bagian kanan dan kembangkan sayap depan dan belakang sebelah kiri dengan pinggir anterior sayap belakang membentuk garis tegak lurus dengan tubuh. Isi perut belalang sembah betina yang besar harus dibersihkan dan diisi dengan kapas.

HEMIPTERA
Matikan dalam botol pembunuh. Tusuklah dengan menggunakan jarum pada bagian skutelum bagian kanan. Serangga yang kecil harus dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri.

THYSANOPTERA
Matikan dalam 80% ethanol. Awetkan dalam lembaran kertas persegi panjang dengan bagian ventral menghadap ke atas, bentangkan sayap-sayapnya, kaki-kaki dan luruskan antenanya.

NEUROPTERA
Matikan dalam botol pembunuh. Awetkan dalam lembaran kertas karding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larvanya awetkan dalam 80% ethanol.

COLEOPTERA
Tusuklah serangga dewasa tepat pada anterior elytron sebelah kanan sehingga jarum keluar diantara coxa tengah dan belakang; atur kaki-kakinya sehingga ruas-ruas tarsi dapat terlihat dengan jelas. Spesies dengan ukuran sangat kecil dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larva diawetkan dalam 80% ethanol.

DIPTERA
Tusuklah serangga dewasa pada bagian tengah mesothorax sebelah kanan. Atur sayap-sayapnya untuk spesies yang besar sehingga sayap mengembang pada sisi anterior membentuk posisi tegak lurus. Serangga yang ukuran tubuhnya kecil dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri, sayapnya dinaikkan ke atas dan kaki-kakinya diatur ke arah bawah. Serangga dewasa famili Tipulidae diawetkan dalam 80% ethanol atau dilem dibagian thorax pada kartu segiempat sehingga kaki-kakinya menempel pada kartu dengan setetes lem pada setiap tibia. Larva diawetkan dalam 80% ethanol.

LEPIDOPTERA
Tusuklah dengan jarum pada bagian garis tengah mosthorax untuk serangga dewasa; atur kedua sayapnya dengan ketentuan sayap depan bagian posterior tegak lurus dengan badan, sayap kedua menyesuaikan. Pengaturan posisi sayap dilakukan pada span block. Larvanya diawetkan dalam 80% ethanol.

HYMENOPTERA
Tusuklah serangga dewasa pada bagian kanan garis tengah mesothorax; atur sayapnya agar terlihat jelas venasinya. Spesies yang kecil dan atau semua jenis semut perlu dikarding dengan cara menempelkan bagian tengah thorax (antara sepasang kaki depan dengan  sepasang kaki tengah) pada ujung kertas segitiga; posisi kepala berada disebelah kiri. Larvanya diawetkan dalam 80% ethanol.


C. Informasi label untuk spesimen

Serangga-serangga yang telah diawetkan harus diberi label agar mempunyai arti ilmiah. Label berisi informasi dasar mengenai tempat serangga ditemukan, tanggal serangga ditemukan, dan nama kolektornya. Selain itu juga perlu dituliskan nama spesies dan pendeterminasinya (dalam hal ini hanya sampai Ordo).

Lokasi:
Nama lokasi serangga itu ditemukan perlu dicatat sedemikian rupa sehingga tempat itu dapat ditemukan pada peta dengan baik. Nama kota atau desa tidak boleh disingkat untuk mencegah diartikan keliru dengan tempat lain oleh seseorang yang kurang mengenal daerah tersebut. Dengan meningkatnya penggunaan koleksi data-base dan kebutuhan yang berkaitan dengan standarisasi data secara internasional maka label-label di museum spesimen perlu mencantumkan pula garis lintang utara dan selatan seperti contoh sebagai berikut: 36002’S 142038’E.

Tanggal koleksi:
Tanggal koleksi akan memberi data tentang musim saat koleksi. Tulis hari/tanggal, bulan, dan tahun. Pergunakan sesuai perjanjian internasional dalam menulis hari dan tahun merujuk angka Arab dan bulan dengan angka Roman; sebagai alternative bulan dapat disingkat seperti 03.viii.1993 atau 03 Aug. 1993. jangan ditulis seperti ini: 03.08.1993 sebab dapat diartikan di beberapa Negara sebagai bulan Maret tanggal 8, 1993. Jangan menyingkat tahun 1993 dengan ’93. apabila beberapa hari berturut-turut dipergunakan untuk koleksi di sebuah lokasi, maka hari-hari tersebut dapat ditulis sebagai berikut: 03-06.xi.1994.

Kolektor:
Nama kolektor memungkinkan untuk berhubungannya kolektor dari suatu tempat (dalam/luar negeri) untuk saling bekerjasama dalam mencari informasi lebih lanjut atau menimbang kebenaran dari label yang tercantum. Tulis ejaan nama akhir kolektor atau nama depan disingkat.
Data lain: banyak informasi yang penting, tetapi tidak ada relevansinya atau tidak tersedia untuk semua serangga. Biasanya ditulis dalam label tersendiri sebagai tambahan data-data primer.
Misalnya:
• Catatan tentang inang serangga parasitik dan tanaman inang dari serangga fitopagus (apabila informasi tersebut dapat diketahui).
• Macam habitat secara rinci yang meliputi ketinggian tempat, tipe ekologi, dan kondisi cuaca saat koleksi.
Label untuk spesimen yang dipin dan atau dikarding harus dicetak rapi dengan tinta hitam yang tidak luntur dan berkualitas baik. Ukuran label tidak boleh lebih besar dari 18 mm x 8 mm dan apabila label pertama terlalu kecil untuk data, beberapa data harus ditulis lagi pada label kedua yang dideretkan di bawah label pertama di bawah pin spesimen tersebut. Label harus berjarak dari spesimen agar mudah dibaca dari atas. Label untuk spesimen di dalam alkohol harus ditulis dengan tinta hitam yang tidak luntur dengan kertas yang baik. Ukuran label tidak boleh lebih dari 5 x 2 cm; klasifikasi spesimen dan data koleksi harus ditulis pada label tersebut. Label harus dimasukkan ke dalam botol bersama-sama dengan spesimen tidak ditempel dengan lem diluar botol.

referensi :Suputa, Elisa UGM (Entomologi Serangga) www.elisa.ugm.ac.id

0 comments :

Posting Komentar

Ikuti Saya ^___^

visitors

 

My Blog List

Feedjit

PLANT HOSPITAL Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino