Rabu, 18 Desember 2013

IDENTIFIKASI NEMATODA : Globodera spp


KLASIFIKASI

Kingdom         : Animalia
Filum              : Nematoda
Kelas              : Secernentea
Subclass          : Diplogasteria
Ordo               : Tylenchida
Famili             : Heteroderidae
Subfamili        : Heteroderinae
Genus             : Globodera
Spesies            : Globodera spp

             Nematoda ini termasuk famili Heteroderidae. Ada 2 (dua) genus yang terkenal yaitu Heterodera dan Globodera. Beberapa spesies yang termasuk genus Heterodera yaitu : Heterodera avanae (nematoda sista serealia), H. glycines (nematoda sista kedelai) dan H. schachtii (nematoda sista gula bit), sedangkan spesies yang termasuk genus Globodera diketahui ada 14 spesies masing-masing memiliki inang spesifik. Nematoda sista kentang ada dua spesies yang hampir sama yaitu Globodera rostochiensis (Wolienweber) Mulvey & Stone dan G. pallida Stone yang pada awalnya diidentifikasi sama. Spesies Globodera rostochiensis atau yang dikenal sebagai Nematoda Sista Kuning (NSK, Golden Cyst Nematoda) dan G. pallida (nematoda sista kuning berwarna putih).

Morfologi. Nematoda sista kuning termasuk genus Globodera, yang mempunyai spesialisasi dan sukses menjadi nematoda parasit tanaman sebagai hama pada tanaman pertanian. Jenis/spesies ini ditemukan dalam jaringan akar dalam keadaan sudah berubah bentuk dari cacing menjadi membulat (seperti bentuk botol)
Sebagian besar spesies Globodera sudah membentuk sista menempel dengan bagian anterior tubuhnya menyusup dalam korteks, sedangkan bagian posteriornya di luar jaringan akar (semi endoparasit). Bentuk sista membulat (globular atau spheroid), warnanya sebagian besar kuning emas, sebagian lagi putih dan kuning tua sampai coklat. Nematoda sista kuning berukuran kecil, secara alami berada didalam dan bercampur dengan masa tanah yang luas, dan mempunyai keahlian yang ekstrim untuk berkumpul dan menemukan inangnya. Dia juga dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama dalam tanah tanpa inang yang cocok.     
Telur berbentuk oval, massa telur berada di dalam tubuh betina yang telah dibuahi menjadi sista. (gambar 2 B.). Ukuran panjang telur antara 98-109 µm dengan rata-rata 105 µm. sedangkan lebar antara 50-59 µm dengan rata-rata 54,6 µm 
            Larva stadia dua ketika masih di dalam telur pada umumnya tubuh larva melipat menjadi empat lipatan. Larva berbentuk cacing, bentuk ekor makin ke ujung makin mengecil (Gambar 3 b dan 4 b.). Kepala sedikit offset (bagian kepala dengan bagian tubuh dibelakang kepala dipisahkan suatu lekukan pada kutikula). Stinlet tipe stomatosilet dan berkembang dengan baik. Knob stilet (pangkal stilet) berbentuk membulat. Panjang tubuh total antara 531-563 µm dengan rata-rata 548,4 µm, sedang lebar tubuh maksimum antara 22-26 µm dengan rata-rata 23,6  µm. Panjang kepala antara 4-6 µm dengan rata-rata 5,2 µm sedang lebar tubuh pada pangkal kepala antara 11-12 µm dengan rata-rata 11,6 µm. Panjamh stinlet antara 21-33 µm dengan rata-rata 25,2 µm. 
Biologi. Berdasarkan Tuner, S.J. dan K. Evan (1998) dan daftar dari EPPO (1994) kedua spesies NSK ini telah menyebar di beberapa negara di Eropa (Austria, Balarus, Belgia, Bulgaria, Cekoslowakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Swiss, Hungaria, Iceland, Italia, Latvia, Lituania, Luxemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rusia, Spanyol, Swedia, Switzelan, Ukraina dan Inggris), Asia (Cyprus, India, Jepang, Libanon, Malaysia, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, dan Tajekistan), Afrika (Algeria, Mesir, Libia, Maroko, Siera Leona, Afrika Selatan, dan Tunisia), Amerika Utara (Kanada, Meksiko, dan USA), Amerika Tengah (Kostarika dan Panama), Amerika Selatan (Agentina, Bolivia, Chili, Kolumbia, Ekuador, Peru, dan Venezuela) dan Ocionea (Australia, New Zealand dan Norfolk Island).
Serangan NSK pertama kali ditemukan di Indonesia berdasarkan pemantauan Direktorat Perlindungan Hortikultura dan Direktorat Perbenihan Hortikultura pada bulan Maret 2003. Awalnya dilaporkan menyerang tanaman kentang (varietas Granola) di dusun Sumber Brantas, Desa Tulung Rejo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur. Luas tanaman terserang diperkirakan mencapai 25% dari luas tanaman kentang yang seluruhnya seluas 800 hektar. Gejala tersebut telah dirasakan sejak tahun sebelumnya. Benih kentang yang ditanam tahun 2002 dilaporkan berasal dari Jerman, tetapi para petani sudah menanam benih impor sejak tahun 1986 (Ditlinhor, 2003)
         Tanaman komersial yang diserang dan menjadi inang utama adalah kentang (Solanum tuberosum), tomat (Lycopersicon esculentum), dan terung(S.melongena). Di samping itu, dilaporkan terdapat tanaman inang lainnya, yaitu S. dulcamara (bitter nightshade), S. rostratum (buffalo bur), S. triflorum (cutleaf nightshade), S. elaeagnifolium (silverleaf nightshade), S. blodgettii, S. xanti (purple nightshade), dan S. integrifolium (tomato eggplant). Pemulia tanaman juga menemukan 90 spesies Solanum di Amerika Selatan yang menjadi inang NSK.
Beberapa spesies gulma juga dapat menjadi inang NSK. Hasil pemantauan di Malang, Jawa Timur, beberapa spesies gulma dari famili solanaceae yaituDatura stramonium, Nicandra physaloides, dan spesies-spesies lain yang berasosiasi dengan tanaman kentang, perlu diwaspadai sebagai inang alternatifnya (Widjaya, 2003).
Siklus Hidup. Siklus hidupnya melalui tahapan stadium telur, larva, dan dewasa berlangsung selama 38 - 48 hari. Daur hidup antara 5-7 minggu tergantung kondisi lingkungan (Gambar 3 A). Produksi telur 200-500 butir. Kemampuan hidup di dalam tanah pada kondisi lingkungan kurang menguntungkan (tidak ada inang, suhu sangat rendah atau sangat tinggi dan kekeringan) dapat membentuk sista yang dapat bertahan hidup sampai 10 tahun (Taylor, 1953dalam Hamzah, A., 2003). Sista berisi telur yang belum menetas dengan kisaran jumlah telur dalam sista 326 – 493 dari 10 sista yang dipecahkan (Soeganda, A.W.W., 2003).
Nematoda aktif kembali setelah kondisi lingkungan sesuai, terutama adanya eksudat akar tanaman inang. Larva stadium dua aktif pada suhu 10C. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembang biakannya antara 15 - 21C.oo Kisaran pH yang dapat ditoleransi sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman kentang. Sejak introduksi sampai ”establish” pada tingkat yang dapat dideteksi di areal yang sudah terinfeksi keberadaannya secara permanen diperlukan waktu 7-8 tahun. Pada awal infeksi gejala serangan pada tanaman belum terlihat, setelah mencapai populasi “tertentu” akan tampak. Berdasarkan hasil penelitian di Jepang, jumlah populasi awal G. rostochiensis yang dapat menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per 100 gram tanah (Inagaki et.al., 1973, Vide Barker and Olthof, 1976 dalam Soeganda, A.W.W., 2003).
Sejak introduksi sampai ”establish” pada tingkat yang dapat dideteksi di areal yang sudah terinfeksi keberadaannya secara permanen diperlukan waktu 7-8 tahun. Pada awal infeksi gejala serangan pada tanaman belum terlihat, setelah mencapai populasi “tertentu” akan tampak. Berdasarkan hasil penelitian di Jepang, jumlah populasi awal G. rostochiensis yang dapat menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per 100 gram tanah (Inagaki et.al., 1973, Vide Barker and Olthof, 1976 dalam Soeganda, A.W.W., 2003).
Gejala. Tanaman kentang yang terserang NSK ( Nematoda Sista Kuning) daun-daunnya menguning lebih awal, lalu kering dan akhirnya mati karena perakaran terganggu. Jika tanaman tersebut masih dapat bertahan hidup dan dapat menghasilkan umbi maka umbinya berukuran kecil dan jumlahnya sedikit. Gejala serangan NSK dalam areal pertanaman kentang akan terlihat tanaman menguning tidak merata. Penurunan produksi akibat serangan NSK dapat mencapai 70% (Ditlinhor, 2003).
Gejala pertama dari infestasi miskin biasanya pertumbuhan tanaman,klorosis , dan layu. infestasi berat dapat menyebabkan sistem akar berkurang, stres air, dan kekurangan gizi, sedangkan efek tidak langsung dari suatu infestasi termasuk dini penuaan dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi jamur. (Wiki, 2011)
G. rostochiensis mempengaruhi pertumbuhan kentang (Akar tanaman menunjukkan menit terinfeksi, badan putih, yang merupakan perempuan dewasa yang telah meletus melalui epidermis akar. Pada kepadatan nematoda sangat tinggi, umbi-umbian dapat menjadi terinfeksi, mengakibatkan munculnya kista pada permukaannya. (Wiki, 2011)
Pada tingkat rendah, kentang nematoda kista melakukan kerusakan kecil, tapi setelah bertahun-tahun berulang kentang budaya, kista nematoda ini dapat meningkat dalam jumlah seperti untuk membatasi produksi. Dalam beberapa kasus yang ekstrim, hasil mungkin kurang dari buah bibit yang ditanam. Lapangan gejala infestasi berat sama antara-membentuk kista nematoda; pertama mereka mendorong pertumbuhan miskin di tempat, diikuti oleh kenaikan dalam ukuran dan jumlah titik. Kerusakan dengan sistem akar biasanya dikaitkan dengan layu tanaman dan pendek. Tomato Tomat tanaman ini gejala yang mirip dengan kentang mengharapkan bahwa akar mungkin memiliki sedikit bengkak. (Tarte, R. 1979)
Kerugian Ekonomi. Keberadaan G. rostochiensis ini sangat merugikan budidaya tanaman kentang, karena merupakan parasit penting pada tanaman kentang yang mempunyai daya merusaknya sangat tinggi sehingga dapat menurunkan produksi sampai 70 %. Kerugian yang diderita bervariasi bergantung kepada populasi larva yang terdapat dalam tanah sekitar perakaran. Hasil penelitian di luar negeri menyatakan bahwa pada tingkat populasi 20 telur NSK/g tanah dapat mengurangi hasil umbi sekitar 2,75 ton/ha, pada populasi telur yang cukup tinggi kerugian bisa mencapai 22ton/ha. Di Indonesia berdasarkan hasil survey dibeberapa lokasi pertanaman kentang di 4 provinsi yang terserang, kerugian yang dialami petani dapat mencapai 32-71% (Mulyadi, 2003)
Pengelolaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dirangkum oleh Sethi dan Gaur (1990), lahan pertanaman kentang yang sudah terserang oleh G. rostochiensis yang dirotasi dengan tanaman kentang varietas tahan atau tanaman lain yang bukan inang NSK di US selama dua tahun dapat menurunkan populasi sista sangat rendah. Di USRR rotasi tanaman salama 3-4 tahun dapat menekan NSK sampai 98%, di India dapat menekan sampai 80% (Soeganda, A.W.W., 2003).
Pengendalian dengan Pengaturan. Bila NSK memasuki suatu area pertanaman kentang, akan relatif sulit untuk mengatasinya, oleh karena itu pengendalian dengan peraturan perlu ditempuh. Pengendalian dengan peraturan dilakukan dalam rangka mencegah OPT masuk, menyebar dan berkembang. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi surveillance, dan menentukan tindakan karantina serta eradikasi.Beberapa tindakan pengaturan yang dapat disarankan :
a.      Membatasi ijin impor benih kentang dari negara tertular dalam jumlah kecil untuk tujuan pengembangan varietas baru dengan ketentuan karantina yang ketat.
b.     Impor hanya benih kentang yang dijamin sertifikasi kesehatannya (phytosanitary) dari negara asal benih dengan pernyataan bebas dari OPTK dan area asal benih di tanaman bebas dari infestasi NSK dan bersih dari kontaminasi tanah, dan bekas tumbuhan lain.
c.      Impor umbi kentang untuk konsumsi dari negara tertular harus dicuci, diberi perlakuan benih (seed treatment) seperti perlakuan benih dengan 1% Sodium hypochlorite dan pencucian dengan air panas dan pengeringan
d.     Pelarangan peredaran benih tanpa sertifikat bebas nematoda dari daerah terserang ke daerah bebas terserang
e.      Keharusan perlakuan benih (fumigasi, perendaman desinfektan, dsb) dan kentang konsumsi di daerah terserang

f.      Pelarangan membawa tanah, bahan tanaman dan media pembawa lain dari daerah terserang ke daerah belum terserang

0 comments :

Posting Komentar

Ikuti Saya ^___^

visitors

 

My Blog List

Feedjit

PLANT HOSPITAL Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino