Tanah merupakan media yang dibutuhkan oleh mahluk
hidup di dunia ini untuk melakukan segala aktivitasnya. Pada
dasarnya tanah di bumi ini memiliki bentuk atau jenis yang berbeda – beda,
dimana tiap bagian dikelilingi oleh kandungan air dan udara. Secara fisik, tanah tersusun oleh partikel-partikel
yang bergantung pada bahan batuan induk serta interaksinya dengan faktor dari
luar. Dalam mempelajari karakteristik tanah dibatasi oleh satuan pewakil
produser dalam bentuk pencuplikan serta
analisa tanah. Karakteristik tanah vertisol pada dasarnya dipengaruhi oleh iklim,
bahan
induk, perlakuan manusia, relief, kandungan bahan organik dan lempung tanah,
dan adanya bahan penutup tanah (baik organik maupun anorganik).
Dalam
praktikum ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik tanah vertisol
dimana kita akan diajak untuk menelaah kadar lengas tanah, NPD, struktur dan
tekstur tanah, konsistensi tanah, kandungan bahan organik tanah, reaksi tanah,
kadar kapur tanah dan muatan tanah. Variabel – variabel tersebut sangat
mempengaruhi bentuk atau jenis tanah.
Sehubungan dengan kadar lengas tanah maka keanekaan
konsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai berikut (Sugito, 2005) :
a. Pada dasarnya lengas tinggi,
tanah seakan – akan melakukan kegiatan
yang mengalir.
b.
Apabila
kadar lengas secara berangsur – angsur turun / berkurang, Visceus tersebut tidak
terjadi lagi, maka keadaannya menjadi lekat, liat, dan lunak.
c.
Apabila
keadaan lengas ternyata lebih kecil lagi (makin berkurang) dari keadaan kadar
lengas point b, maka tanah akan kehilangan sifat lekat dan liatnya, selanjutnya
berubah menjadi gembur atau agak retak – retak .
d.
Apabila
kadar lengas menjadi makin berkurang (lebih kecil dari point c), keadaan tanah
akan menjadi kering, keras, sukar dipecahkan dan atau kasar apabila diraba.
Sifat fisika tanah didasarkan atas derajat ketahanan
dispersi oleh air yang dinyatakan dalam Nilai Perbandingan Dispersi (NPD)
mencerminkan pada umumnya tanah peka atau tidak terhadap dispersi. NPD
diperoleh dengan cara membagi debu dan lempung aktual tanah dengan berat debu
dan lempung totalnyayang dinyatakan dalam %. Nilai ini dipakai sebagai tolak
ukur sifat ketahanan tanah terhadap erosi air. Semakin kecil nilai NPD, tanah
memiliki ketahanan terhadap erosi yang makin besar (Brady, 2006).
Terdapat empat sifat tanah yang penting dalam menentukan
suatu erodibilitas yaitu (Asdak, 1995):
a.
Tekstur tanah
Biasanya berkaitan dengan ukuran dan porsi
partikel-pertikel tanah dan akan membentuk tipe tanah tertentu. Tiga unsur
utama tanah adalah pasir, lempung dan debu. Tanah yang didominasi unsur liat
mempunyai ikatan-ikatan partikel yang tergolong kuat sehingga tanah tidak mudah
tererosi. Begitu pula dengan tanah yang didominasi unsur pasir (tekstur tanah
kasa), kemungkinan untuk terjadi erosi pada tanah ini rendah karena laju
infiltrasinya tinggi sehingga menurunkan laju air larian.
b.
Unsur Organik
Terdiri
atas limbah tanaman dan hewan sebagai hasil proses dekomposisi. Unsur organik
cenderung memperbaiki struktur tanah dan bersifat meningkatkan permeabilitas
tanah, kapasitas tampung air tanah dan kesuburan tanah.
c.
Struktur tanah
Susunan partikel-partikel tanah yang membentuk agregat.
Struktur tanah mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap air.
d.
Permeabilitas
Menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur tanah serta unsur organik ikut ambil bagian dalam menentukan
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju
infiltrasi dan dengan demikian menurunkan laju air larian.
Nilai
kapasitas tukar kation tanah umumnya tinggi, berkisar antara 25-45 cmol (+) kg
sampai kedalaman 1 m. Besarnya nilai KPK sangat dipengaruhi oleh kadar lempung
C-Organik dan jenis mineral lempungnya. Pengaruh kadar lempung dan C-Organik
terhadap nilai KPK tanah dapat dilihat pada grafik hubungan sifat-sifat fisik
kimia. Kadar lempung berpengaruh cukup tinggi terhadap KPK dengan nilai
koefisien determinasi R2=0,62. Makin tinggi kadar lempung makin
tinggi nilai KPK. Selain kadar lempung dan bahan organik, KPK dipengaruhi pula
oleh jenis mineral lempungnya (Hikmatullah,
2002).
PH
tanah diukur dengan nisbah tanah : air = 1 : 2,5 (10 g tanah dilarutkan dengan
25 ml air) dan ditulis dengan pH 2,5 (H2O). Beberapa laboratorium
pengukuran dilakukan degnan perbandingan tanah : air = 1 : 1 atau 1 : 5.
Pengukuran pada nisbah ini agak berbeda dengan pengukuran pH 2,5 karena
pengaruh pengenceran terhadap konsentrasi ion H. Untuk tujuan tertentu,
misalnya pengukuran pH tanah alkalin dilakukan terhadap pasta jenuh air. Hasil
pengukuran selalu lebih rendah daripada pH 2,5 karena lebih kental dan
konsentrasi ion H lebih tinggi (Wiyono, 2006).
Pemakaian kapur harus berdasarkan keasaman tanah yang
tepat yang diperlukan oleh tanaman. Untuk memberikan keputusan tentang
pemberian kapur yang dikehendaki maka harus diperiksa keadaan kimia tanahnya.
Untuk itu biasanya pH ditentukan dengan elektroda glass dan potensiometer atau
dengan indikator warna. pH berkorelasi cukup berat dengan prosentase kejenuhan
basa dan merupakan indikator tentang kemungkinan kegiatan kalsium, magnesium
dan unsur lain dalam tanah (Baver, 1961).
HASIL DAN PEMBAHASAN
No.
|
Parameter
|
Hasil
|
1.
|
Kadar
Lengas Tanah
|
Tanah
Ø 0,5mm = 10,06%; tanah Ø 2mm = 13,39%; Tanah bongkah = 14,77%; Tanah sampel=33,71%
|
2.
|
Nilai
Perbandingan Dispersi
|
3,15%
(tahan terhadap erosi)
|
3.
|
Tekstur
Tanah ( Kualitatif )
|
Porositas
= 48%
|
4.
|
Struktur
Tanah
|
Tekstur
lempung
|
5.
|
Konsistensi
Tanah (Kualitatif)
|
Sangat keras (kering), plastis, sangat lekat
(basah)
|
6.
|
Bahan
Organik Tanah
|
3,44%
|
7.
|
Muatan
Tanah ( KPK dan KPA)
|
Kation
lebih tinggi daripada anion
|
8.
|
Reaksi
Tanah ( pH Tanah)
|
pH
aktual = 6,89
pH
potensial = 5,83
|
9.
|
Kadar
Kapur Setara Tanah
|
Calsimetri
= 4,3%
Titrasi
= 2,5%
|
Tanah
vertisol adalah tanah yang memiliki sifat khusus yakni mempunyai sifat vertik,
hal ini disebabkan terdapat mineral liat tipe 2:1 yang relatif banyak. Terdiri dari bahan induk gamping,
berwarna hitam, berstruktur gumpal besar kuat. Vertisol merupakan tanah lempung
berat (lempung > 30%). Lempung dalam vertisol merupakan lempung
montmomilonit yang mengembang dan mengkerut. Tanah vertisol mudah ditemukan di
kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.
Tanah vertisol memiliki beberapa sifat, baik sifat fisik
maupun kimia tanah. Vertisol memiliki kadar lengas yang tinggi. Tingginya kadar
lengas Vertisol diakibatkan adanya pori mikro yang dimiliki jenis tanah
tersebut. Kadar lengas yang dimiliki vertisol memiliki perbedaan ditiap variasi
diameternya. Hasil yang didapat dalam praktikum yaitu kadar lengas tanah
vertisol Ø 0,5mm sebesar 10,06 %, Ø 2mm sebesar 13,39%, dan tanah
bongkah sebesar 14,77%. Jika dibandingkan
dengan penelitian Hakim N (1986) yang menyebutkan bahwa kadar lengas vertisol Ø 2
mm 12,60%; Ø 0,5
mm 12,86% dan bongkah 13,45% ada sedikit perbedaaan tetapi tidak terlalu jauh
perbedaannya dikarenakan kurang ketelitian praktikan dalam menimbang tanah.
Kadar
lengas pada tanah vertisol dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain anasir
ikllim, relief, kandungan bahan organik dan lempung tanah, dan adanya bahan
penutup tanah (baik organik maupun anorganik). Selain itu, kadar lengas tanah mempengaruhi penetrasi akar didalam
tanah, drainase aerasi, dan nutrisi tanaman. Lengas berperan penting dalam
proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman, dan jasad renik tanah serta
siklus hara. Dalam dunia pertanian, kadar
lengas suatu tanah diperlukan untuk mengetahui jenis tanaman apa yang dapat
ditanam pada jenis tanah tertentu.
NPD adalah nilai perbandingan dispersi yang digunakan
untuk mengetahui daya tahan tanah terhadap erosi. Penentuan Nilai Perbandingan
Dispersi (NPD) diperlukan untuk menguji ketahanan tanah terhadap erosi. Hasil
penentuan nilai perbandingan dispersi dalam praktikum ini yaitu 3,15% yang tidak
jauh berbeda penelitian Hardjowigeno (2003) yaitu 3,83%. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa tanah
vertisol tahan terhadap erosi karena mempunyai nilai NPD < 15 %. Faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya NPD adalah tekstur tanah, konsistensi, daya
infiltrasi tanah, dan kandungan bahan organik. Manfaat mempelajari NPD tanah di bidang pertanian adalah
mengetahui ketahanan suatu jenis tanah terhadap erosi, tingkat porositas tanah
serta tingkat kandungan bahan organik yang ada pada tanah. selain itu, untuk
mengetahui tingkat kesuburan tanah karena NPD berhubungan langsung dengan
pengaruh terhadap erosi.
Sifat
fisik yang selanjutnya adalah tekstur tanah. Tekstur tanah adalah perbandingan
antara partikel-partikel pasir, debu,
dan lempung yang menyusun tanah. Tekstur tanah dapat berubah oleh pencampuran
tanah lain yang bertekstur berbeda. Tanah vertisol memang mempunyai tekstur
lempung debuan karena pada saat dibuat bubur kemudian digosokkan pada telapak
tangan terasa halus dan licin. Tekstur tanah vertisol tergolong lempung debuan
dengan kadar fraksi lempung 45 % sehingga memiliki kemampuan menyimpan air yang
relatif besar. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Hardjowigeno (2003).
Tekstur
tanah bermanfaat bagi pertanian karena tekstur tanah terdiri dari beberapa
jenis pori. Fungsi dari pori-pori tersebut adalah sebagai tempat mengikat dan
jalur transportasi pertukaran unsur hara, air, dan udara di dalam tanah. Dengan
banyaknya mikroorganisme di dalam tanah membuat tanah menjadi gembur dan subur,
sehingga mampu meningkatkan produksi tanaman pertanian. Tekstur tanah
berhubungan dengan struktur tanah, daya memegang tanah, tata udara, dan
temperatur udara tanah. Tanah yang kandungan lempungnya tinggi maka kesuburan
tanahnya makin tinggi. Selain itu, tekstur tanah juga mempengaruhi sifat fisik
tanah lainnya, yaitu daya dukung tanah, daya serap air, erodibilitas,
konsistensi dan plastisitas. Semakin halus tekstur tanah semakin besar
kapasitas simpan airnya.
Selanjutnya
sifat yang lainnya adalahstruktur tanah. Faktor yang mempengaruhi struktur
tanah yaitu kandungan partikel tanah primer, serta bahan sementasi berupa
humus, kapur, oksida besi/ alumunium dan sekresi –sekresi tumbuhan dan jasad
renik. Kualitas struktur tanah dapat dinyatakan melalui porositas, agregrasi,
kohesivitas, dan permeabilitas. Porositas dapat menjadi tolak ukur kualitas
struktur yang paling berguna karena proses-proses kimia dan biologi yang aktif
terjadi didalam poripori tanah. Pori – pori tanah bermanfaat untuk aerosi dan
infiltrasi, sedangkan pori kecil untuk menyimpan lengas yang tersedia bagi
tanaman.
Tanah
vertisol memiliki tekstur lempung dan berstruktur. Nilai BV yang tinggi yakni
1,02 gr/cm3 , nilai BJ sebesar 1,96 gr/cm3 dan memiliki
porositas sebesar 48%. Hal ini menunjukkan bahwa vertisol berstruktur gumpal
atau baji karena berkembang dari abu vulkanik yang sifatnya mengembang pada
musim hujan terbentuklah struktur baju/ lengket yag disebabkan volume tanah
bertambah akibat tanah mengembang, sedangkan musim kering tanah akan mengkerut
dan mengalami retakan. Hasil yang didapatkan tersebut hampir sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan Dwi Dharmawati (2006) yaitu Berat Volume 1,75 gr/cm3
, berat Jenis 1,79 gr/cm3 ,
dan porositas 2, 34 %.
Konsistensi
tanah menunjukkan kekuatan daya tahan atau daya adhesi butir tanah dengan benda
lain dan ditunjukkan oleh daya tahan terhadap gaya akan mengubah bentuk atau
gaya-gaya tersebut, misalnya pencangkulan dan pembajakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah
kadar tanah, Bahan-bahan penyemen agregat
tanah, tingkat agregat, bahan dan ukuran agregat tanah, Faktor-faktor penentu struktur tanah, yaitu: tekstur,
macam lempung, dan kadar bahan organik.
Pada
hasil praktikum menunjukkan bahwa pada tanah vertisol memiliki konsistensi basah
yang sangat lekat, memiliki plastisitas yang plastis dan memiliki konsistensi
yang sangat keras pada kondisi kering karena kandungan lempungnya tinggi. Perbandingan
antara hasil
penelitian Hikmatullah et al.(2002) dan hasil praktikum menunjukkan kesesuaian yaitu vertisol
konsistensi
basah yang sangat lekat, memiliki plastisitas yang plastis dan memiliki
konsistensi yang sangat keras.
Apabila tanah ini kering pengerukan dan peretakan memecahkan tanah itu menjadi
gumpalan-gumpalan besar yang padat dan sedemikian kuat sehingga sebagian besar
cara untuk pengolahan tanah tidak mudah untuk dapat dilaksanakan. Tetapi
apabila basah tanah itu lunak dan lengket. Tanah vertisol biasanya mengkerut,
retak, sehingga pada umumnya tidak mantap dan menimbukan masalah jika dipakai
untuk pondasi gedung, jalan raya, dan digunakan sebagai lahan untuk pertanian.
Dengan mengetahui konsistensi kita juga
dapat menyesuaikan jenis tanaman yang tumbuh dengan jenis tanah yang akan
digunakan untuk melakukan proses pertanian.
Sifat
yang selanjutnya yaitu bahan organik. Bahan organik dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain iklim, tipe penggunaan lahan, relief, bentuk lahan dan
kegiatan manusia. Bahan organik berpengaruh sifat fisik, biologi, dan kimia
tanah. Berdasarkan penelitian Cahyono (2009) yang menyebutkan bahwa nilai bahan organik
tanah vertisol adalah sekitar 1,5-4 %. Pada praktikum ini diperoleh nilai bahan
organik untuk tanah vertisol adalah 3,34 % dan sesuai dengan penelitian orang
lain. Tanah vertisol
mempunyai nilai bahan organik tinggi karena banyak mengandung humus.
Beragamnya tingkat kelembaban yang luas dan banyaknya
kation-kation alkali (Ca dan Mg) akan merintis pembentukan lempung humus yang sangat spesifik.
Bahan organik mempunyai peran meningkatkan produksi pertanian. Hal ini
berkaitan dengan kandungan bahan organik yang terdiri atas bahan humus dan
non-humus.
Salah
satu sifat kimia tanah adalah kapasitas pertukaran kation (KPK). Semua komponen
tanah mendukung untuk perluasan tempat pertukaran kation, tetapi pertukaran
kation pada sebagian besar tanah dipusatkan sesuai dengan lempung dan bahan
organik. Berdasarkan hasil praktikum menggunakan larutan gentian violet (+)
menunjukkan bahwa tanah tersebut bermuatan negatif. Penambahan eosin red
digunakan untuk menujukkan bahwa tanah bermuatan positif, yaitu ditandai dengan
keadaan larutan yang hampir sama dengan blangko. Berdasarkan hasil percobaan
yang dihasilkan pada penambahan eosin red, menunjukkan intensitas warna keruh
sehingga dapat dinyatakan bahwa tanah vertisol mempunyai muatan negatif yang
banyak. Jika dibandingkan dengan penelitian B. H. Prasetyo (2007) hasil praktikum ini sesuai
dengan penelitian yaitu tanah vertisol mempunyai kapasitas tukar kation yang
tinggi. Dominasi smektit pada vertisol
telah menyebabkan tanah ini mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi dan
mempunyai kemampuan memegang kation yang berasal dari pemupukan seperti K+,
NH4+, Ca2+ and Mg2+.
Tanah yang berpartikel lempung
mempunyai luaspermukaan yang lebih luas daripada tanah yang berpasir, karena
lempung memiliki muatan negatif. Partikel tanah lempung dapat menangkap dan
menahan ion positif, sehingga tanah yang memiliki kandungan lempung tinggi,
luas permukaan tanah semakin besar dan nilai KPK menjadi semakin tinggi. Tanah
yang subur adalah tanah yang memiliki nilai KPK yang tinggi.
Reaksi
tanah merupakan sifat kimia tanah yang penting untuk diamati karena berpengaruh
terhadap serangkaian proses – proses kimiawi dalam tanah, antara lain proses
pembentukan mineral lempung, reaksi kimia dan biokimia tanah, serta tahanan
(status) hara dalam tanah. Faktor –
faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah bahan induk, iklim, bahan organik, dan
perlakuan manusia. Bahan induk masam mendorong terbentuknya tanah berreaksi
masam, dan bahan induk basis akan membentuk tanah agak netral sampai basis.
Iklim basah akan mendorong berkembangnya tanah masam, dan iklim kering akan
mendorong berkembangnya tanah basis. Pengaruh akibat perlakuan manusia berupa
penggunaan pupuk atau bahan amelioran lain. Jika pupuk yang digunakan dalam
waktu yang lama mempunyai sifat fisiologis masam, maka akan cenderung
menurunkan pH tanah. Jika sering menggunakan bahan amelioran yang bersifat
basis (kapur), maka akan terjadi proses peningkatan pH tanah.
Berdasarkan
banyaknya ion H+ yang terdapat di dalam larutan tanah dikenal 2
macam pH yaitu pH aktual dan pH potensial. Pada percobaan ini diperoleh pH
aktual tanah vertisol adalah 6,89 dan pH potensialnya 5,83. Jika dibandingkan
dengan penelitian B. H.
Prasetyo pH tanah terletak diantara 5,5 – 7,4 sehingga
dapat dinyatakan vertisol mempunyai pH netral-alkalis karena merupakan tanah
mineral. Tanah vertisol banyak mengandung kapur dan bersifat basa sebab
berbahan induk kapur dan berlempung sehingga kedap air.
Fungsi
mengetahui pH tanah dalam bidang pertanian adalah mengetahui
mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur hara
akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral. Tanah dengan pH
masam banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur P
sulit diserap oleh tanaman. Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan
berkembang biak dalam pH lebih dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka
perkembangannya akan terhambat. Jamur dapat berkembang biak pada pH dibawah 5,5
dan diatas itu jamur harus bersaing dengan bakteri.
Kapur
tanah memiliki asosiasi yang erat dengan keberadaan kalsium tanah dan atau
magnesium. Keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yang
berada di suatu lokasi. Vertisol memiliki kandungan kapur sebesar 4,3% melalui
metode calsimeter dan 2,5% pada metode cottenie (titrasi). Perbedaan ini
disebabkan karena seharusnya pada saat pemanasan yang menguap adalah CO2,
tetapi saat praktikum yang menguap adalah H2O. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hakim N (1986) menyebutkan bahwa tanah vertisol mengandung kadar kapur sebesar 1,26% menunjukkan bahwa vertisol mempunyai kadar kapur tinggi
karena bahan induknya berupa batuan gamping. Jika dibandingkan dengan
penelitian orang lain, hasil pada praktikum agak berbeda disebabkan kurang
ketelitian praktikan dalam pada waktu titrasi dan pada saat pemanasan.
Manfaat kadar kapur dalam bidang
pertanian adalah sebagai salah satu elemen unsur hara yang diperlukan tanaman
dan pembentukan agregat tanah. Tinggi rendahnya kadar kapur dalam tanah
berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Dengan mempelajari kadar kapur dalam
tanah dapat digunakan untuk menentukan proses pemupukan, baik kualitas maupun kuantitas
pupuk dan untuk mengetahui kadar unsur hara sedini mungkin, serta dapat
menentukan jenis tanaman yang cocok untuk tanah tersebut sehingga dapat
menghasilkan produk dengan optimal.
Dalam pengolahannya tanah vertisol
yang relatif cukup sulit, maka harus diketahui keadaan kelengasan tanah pada
lapisan permukaan yang memungkinkan untuk dilakukan pengolahan tanah, karena
sifat fisik tanah vertisol yang jelas adalah konsistensi yang keras, sehingga
untuk mengolah tanah tidak dapat menggunakan cangkul. Penggunaan traktor dan
lain-lain peralatan mekanik memungkinkan untuk melakukan persiapan lahan baik
untuk pembibitan maupun penanaman.
REFERENSI
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Baver, L. D.
1961. Soil Physics. Modern
Asian Printing, USA.
Brady, R. 2006. The Nature and Properties of Soil 8th Edition. Mac
Milliand Pub. Co, Inc., New York.
Cahyono, Agus. 2009. Grumusol. <elisa1.ugm.ac.id>. Diakses tanggal 5 April 2012.
Dharmawati, Dwi. 2006. Pemanfaatan
Bahan Organik Dari Limbah Pertanian Untuk Memperbaiki Kinerja Pengolahan Tanah
Vertisol Di Gunungkidul. Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta.
Hakim N., M. Yusuf, Nyakpa, A.M Lubis, G. H. Sutopo, M. Amin., D. Gobh, H. H.
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hardjowigeno, S.
2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hikmatullah, B. H., Prasetya, dan M.
Hendrisman. 2002. Vertisol dari daerah
guruntalo: sifat-sifat fisik kimia dan komposisi mineralnya. Jurnal
Tanah dan Air 3: 21-23.
Prasetya, B. H. 2007.
Perbedaan sifat-sifat tanah vertisol
dari berbagai bahan induk. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 9: 20 –
31.
Wiyono, A. Syamsul dan E. Hanudin. 2006. Aplikasi soil taxonomy pada tanah-tanah yang
berkembang dari bentukan karst gunung kidul. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan 6: 13-26.
0 comments :
Posting Komentar