Perkawinan buatan pada lebah madu dapat mencegah ratu lebah keluar
dari sarang untuk kawin sehingga dapat meningkatkan keberhasilan dan
keselamatan dari ratu lebah.Melalui perkawinan buatan, kita juga dapat
membatasi dan menghilangkan penolakan dari beberapa lebah pejantan karena
pengaruh feromon yang lemah dari ratu lebah.Teknik perkawinan buatan lebah
telah dikembangkan dari tahuan 1920an dan disempurnakan pada tahun 1940an dan
1950an yang mengembangkan perkawinan buatan lebah madu dengan kontrol genetik (Cobey,
1983; Laidlaw, 1987).
Secara
singkat, teknik kawin buatan pada lebah dapat dilakukan dengan melalui
langkah-langkah berikut :
a)
Lebah pejantan yang telah
siap kawin diikat dan dihancurkan kepala serta thoraxnya. Tindakan ini
menyebabkan terjadinya kontraksi di abdomen lebah pejantan sehingga sebagian
isi abdomen keluar (Endophallus)
b)
Langkah berikutnya adalah
menghancurkan bagian tubuh lebah yang lain sehingga bagian dari endophallus
keluar secara sempurna.Langkah ini dilakukan pada beberapa ekor lebah jantan.
c)
Semen dari beberapa lebah
pejantan kemudian dikumpulkan dan dijadikan satu.
d)
Langkah terakhir, semen yang
telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam injeksi dan diinjeksikan ke ratu lebah.
Cobey, Susan W. 2007. Coparison studies of
instrumentally inseminatedand naturally mated honey bee queens and factors
affecting their performance. Apidologie 38, 390-410
Ford, Jaime. Comparison
of Artificial Insemination and Natural Mating Methods of Queen Honeybee Rearing
0 comments :
Posting Komentar