Senin, 17 Oktober 2011
Budidaya Pertanian : KENTANG
a. Sekilas Tentang Kentang
Solanum tuberosum, itulah nama sesungguhnya dari kentang.Nama itu kurang populer karena hanya dikenal di kalangan tertentu. Misalnya, mereka yang empu‐empu tetumbuhan alias taksonom, ahli pertanian, para akademikus, dan kelompok intelektual umumnya. Dan Ahli taksonomi memasukan kentang ke dalam kelas ycotyledoneae, bangsa/ordo Tubiflorae, suku/famili Solanaceae atau tanaman berbunga terompet, marga/genus Solanum, dan jenis/spesies Solanum tuberosum.
Bila orang awam ditanya tentang nama itu, mereka hanya bengong karena mereka tidak mengenalnya. Nama yang lebih dikenal adalah kentang. Semua orang mengenal kentang, dari para petani, pedagang, sayur mayur, ibu rumah tangga, hingga pramuwisma. Nama kentang bukan nama satu‐satunya yang dimilki tumbuhan berumbi yang kaya dengan karbohidrat tersebut. Selain nama itu masih banyak nama yang lain lagi. Di Jawa Barat, tanaman kentang disebut dengan nama huwi humeli; di Lampung, kentang atau ubi mandira; di Palembang, ubi kumanden; dan di Sumba di sebut keteki jawa.
Sebutan yang berbeda tidak hanya ada didaerah, tetapi juga ditiap negara dengan nama yang berbeda. Misalnya, di Inggris menyebutnya dengan potato; di Belanda disebut aardapel; di jerman, kartoffel di Perancis, pomme de terre; di Spanyol, patata; dan di Amerika diberi nama irish potato.
Solanum atau kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50‐120cm, dan tidak berkayu (tidak keras bila dipijat). Batang dan daun berwarna hijau kemerah‐merahan atau keungu‐unguan.
Bunganya berwarna kuning keputihan atau ungu, tumbuh diketiak daun teratas, dan berjenis kelamin dua. Benang sarinya berwarna kekuning‐kuningan dan melingkari tangkai putik. Putik ini biasanya lebih cepat masak. Buahnya berbentuk buni, buah yang kulit/dindingnya berdaging,dan mempunyai dua ruang. Di dalam buah berisi banyak calon biji yang jumlahnya bisamencapai 500 biji. Akan tetapi, dari jumlah tersebut yang berhasil menjadi biji hanya sekitar 100 biji saja, bahkan ada yang Cuma puluhan biji, jumlah ini tergantung dari varietas kentangnya.Selain mempunyai organ‐organ tersebut, kentang juga mempunyai organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk kedalam tanah. Cabang ini merupakan tempat menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang‐cabang baru.
============================================================================
b. Varietas Kentang
Sulit mendata varietas kentang apa yang pernah beredar di negeri tercinta ini. Apalagi, kentang lokal yang didaerah satu dengan yang lain mempunyai ciri masing‐masing. Namun begitu, kalau dicoba menelusurinya lewat sejarah kentang Indonesia, bisa ditemukan nama‐nama varietas tersebut. Pertama, pada jaman Hindia Belanda dikenal varietas eigenheimer, kemudian menyusul varietas bevelander, voran profit, marinta, pimpernel dan intje. Barangkali varietas inilah yang sekarang dikenal sebagai kentang lokal untuk masing‐masing daerah.
Sementara granola masih menjadi favorit, muncul lagi kentang yang baru. Kentang ini dikenal sebagai kentang unutuk pelengkap makanan ayam goreng ala Califotnia, Kentucky, Texas, Amerika Humberger, dan lain‐lain. Nama kentang ini adalah Frenchfries atau kalau diindonesiakan bisa disebut kentang goreng. Menurut pakar kentang di indonesia, kentang goreng itu sebetulnya kentang granola yang mutunya sumber unggul, sehingga umbinya besarbesar, bobotnya meyakinkan, dan produktivitasnya tinggi.
Dari jenis kentang olahan ini, kemudian dikenal nama‐nama kentang diamoant, cardinal, dan primiere. Kentang ini diintroduksi dari Belanda. Selain itu, ada jenis serupa yang diintroduksi dari Amerika Serikat.Varietas tersebut dapat digolongkan dalam tiga golongan berdasarkan warna umbinya.
a. Kentang kuning,
umbi kentang ini berkulit dan berdaging kuning. Contoh kentang ini diantaranya adalah eigenheimer, patronas, rapan dan thung.
b. ,Kentang putih
kulit dan daging umbi kentang ini berwarna putih. Contoh kentang ini antara lain Donata dan Radosa.
c. Kentang merah,
kulit dan umbinya berwarna kemerah‐merahan. Salah satu contohnya adalah Desiree.
Sedangkan dilihat dari segi umur panennya, ada yang disebut kentang genjah (umur panen sekitar 2 bulan), kentang sedang (umur panen sekitar 3 bulan), dan kentang dalam (umur panen sekitar 4 bulan). Selain itu, kentang juga bisa dikelompokan lagi berdasarkan bentuk umbinya, yaitu yang berumbi bulat dan lonjong; serta berdasarkan letak matanya, yaitu dangkal dan dalam. Adanya pengelompokan tersebut memudahkan dalam mendeskripsi, macam‐macam kentang yang ada. Walaupun demikian, masih tetap sulit untuk mendeskripsi semua varietas kentang yang ada di Indonesia. Dibawah ini diuraikan beberapa varietas yang sempat diamati para peneliti.
1. Alpha
Tanamannya berbatang kuat‐sedang, daunnya rimbun, bunganya berwarna ungu, dan bisa berbuah. Sangat peka terhadap penyakit Phytoptora infestans dan virus daun menggulung. Namun, tanaman ini tahan terhadap penyakit kutil. Umur varietas ini dikelompokan kedalam kentang berumur sedang‐tinggi. Daya hasilnya juga sedang tinggi. Umbinya bulat sampai bulat telur, mempunyai keseragaman tinggi, bermata
dangkal, dan dagingnya berwarna kuning muda.
2. Catella
Varietas ini berbatang kecil, agak lemah, dan berdaun rimbun. Bunganya putih dan sulit berbuah. Tanaman ini peka sekali terhadap penyakit Phytophtora infestans. Didaerah Peangalengan dan Lembang (Jawa Barat), Cattela tidak tahan pada musim hujan (iklim basah). Catella tergolong varietas genjah‐sedang (panen umur 100 hari). Hasilnya sedang‐tinggi. Umbinya bulat, seragam, bermata dangkal, dan dagingnya berwarna kuning. Pada saat panen, umbi yang tergolong jelek hanya sedikit (5%). Umbi ini cukup tahan lama dibiarkan dalam tanah (bisa mencapai 3 bulan ketahanannya).
Umbi catella cukup enak, tetapi sayang kalau direbus menjadi lembek. Di daerah yang banyak hujan (seperti daerah di atas), produksi per hektarnya hanya sekitar 10 ton saja.
3. Cosima
Batangnya besar, agak kuat, dan daunnya rimbun. Bunganya berwarna ungu dan tidak pernah berbuah. Tanaman agak tahan lama terhadap penyakit Phytophtora infestans, dan agak peka terhadap virus daun menggulung. Di daerah Pangalengan dan Lembang (Jawa Barat), cosima lebih tahan hujan (iklim basah) Dibandingkan dengan catella.
4. Dasiree
Varietas ini berbatang besar, kuat, berwarna kemerah‐merahan;berdaun agak rimbun; berbunga ungu; dan mudah berbuah. Tanaman peka terhadap penyakit Phytophtora infestans, penyakit layu, dan virus daun menggulung, tetapi lahan penyakit kulit. Dasiree termasuk kentang berumur sedang (100hari) dan produktivitasnya tinggi. Umbinya bulat sampai bulat telur, bermata dangkal, kulitnya berwarna merah, dan dagingnya kuning cenderung kemerahmerahan.
5. Granola
Dari data yang berhasil dikumpulkan, jenis ini merupakan varietas unggul karena produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per hektar. Dari jumlah ini, 20 ton berkualitas baik (AB), 5 ton kualitas sedang (C), 4 ton kualitas TO (campur), dan 1 ton kualitas rindil. Selain keunggulan itu, granola juga tahan terhadap penyakit kentang umumnya, misalnya bila daya serang suatu penyakit terhadap varietas kentang lain bisa 30%, tetapi granola hanya 10%. Umur panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen.
6. French fries
Umbi varietas ini ada yang memanjang dan ada pula yang membulat. Umbi yang memanjang lebih cocok untuk pelengkap masakan ayam goreng (fast food), sedangkan yang membulat sangat tepat untuk keripik.
==========================================================================
Di Indonesia, pernah ada kentang jenis ini yang disebut kentang LBC, tetapi kini kentang ini kurang
perkembangnannya. Kentang french fries yang sekarang ditanam diberbagai daerha seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, sebagian besar (mungkin seluruhnya) masih diimpor. Sosok kentang untuk fast food dan kentang untuk keripik adalah sebagai berikut :
a. Kentang Panjang
Produksi kentang ini bisa mencapai 30 ton per hektar. Umur panennya sekitar 105 hari. Kepadatan umbinya mencapai 22‐34% (granola hanya 18%). Kadar gulanya rendah, warna daging umbi putih dan bila digoreng menjadi kuning. Pada umbi panjang bisa mencapai 14 cm, lebarnya 8 cm, dan diameternya 6 cm. Mata tunasnya dangkal sehingga tidak menyulitkan bila akan dipecah, diambil tunasnya untuk ditanam. Varietas ini tahan penyakit kentang umumnya, terutama phytophthora. Namun, cukup peka terhadap virus dan thrips.
b. Kentang Bulat
Ciri umbinya seperti kentang panjang, hanya saja bentuknya membulat. Yang membedakannya dengan kentang panjang, kentang ini bisa ditanam di dataran yang lenih rendah, di bawah 1.000 m dpl, bahkan dicoba diketinggian 200‐300 m dpl ternyata juga masih hidup. Diameter umbinya rata‐rata hanya 10 cm. Umur panen lebih rendah, yaitu hanya 90 hari. Varietas‐varietas lain
a. Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam, dan bobot rata‐rata 43,3 gram. Varietas marita yang ditanam di Lembang dan Cianjur cukup tahan penyakit. Umbinya terasa enak dan warna daging umbi kekuning‐kuningan.
b. Draga
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam, dan warna dagingnya seperti marita. Bobot umbi ratarata 71,4 gram. Tahan serangan penyakit, namun peka serangan hama.
c. Thung I
Umbi berbentuk bulat gepeng, kulitnya berwarna kuning, dan warna daging putih kekuningkuningan. Bobot rata‐ratanya 55,5 gram dan mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan hama.
c. Varietas yang ada di Junggo (Batu, Malang, Jawa Timur)
Varietas ini ditanam diketinggian 1.110‐1.400 m. Satu tanaman mampu menghasilkan 2,5 kg umbi, terdiri dari mutu super (400 gram), mutu A(250‐400 gram), mutu B(100‐250 gram), mutu C (60‐100 gram), dan mutu untuk bibit (30‐60 gram).
Namun, ketika kentang french fries ditanam di daerah lebih rendah, tepatnya di daerah Tretes (Pandaan, Jawa Timur) dengan ketinggian 700 mdpl, hasil panennya cukup merosot tajam per
tanaman, pada panen umur 90‐100 hari (panen umumnya) hasilnya Cuma 1,1 kg.
a. Diamont, cardinal, dan premiere.
Diantara ketiga varietas tersebut yang dianggap cocok dan menguntungkan ditanam di Indonesia adalah diamont, alasannya sebagai berikut : Produksi varietas cardinal terlalu rendah sedangkan varietas premiere walaupun umur panennya pendek tetapi kadar gulanya tinggi sehingga kurang bagus.
b. Varietas‐varietas Lain
Varietas di atas dan beberapa varietas yang lain biasanya ditanam di daerah pegunungan dengan ketinggian rata‐rata di atas 1.000 mdpl dan suhu udara rata‐rata 20°C. Namun demikian berbagai percobaan telah di lakukan dengan menanam kentang di bawah ketinggian 500 m. Misalnya percobaan yang dilakukan di kebun percobaan Jambegede Malang Jawa Timur yang mempunyai ketinggian 335 m, dan klon‐klon lain yang dikembangkan di kebun percobaan itu di produksi 21‐29,70 ton.
Varietas dan klon tersebut ditanam di musim kemarau (seusai penen padi) pengairannya dilakukan secara digenangi atau dileb. Gangguan yang masih menyerang adalah trip, kutu daun dan bercak daun Alternaria. Waktu panennya justru lebih pendek yaitu umur 80 hari daun sudah mulai menguning.
c. Analisis Ekonomi Agrobisnis Kentang
NAMA PROYEK : Potato Agribusiness
KAPASITAS : 24 Ton/Ha
LOKASI : Cikajang, Bayongbong, Pasirwangi, Samarang, dan lain‐lain
LUAS LAHAN
Kebutuhan Lahan : Tidak Terbatas
Status Lahan : Milik Masyarakat
KEBUTUHAN TENAGA KERJA :
20 Orang tenaga tetap/Ha (Pengawas)
Jumlah 25 Orang tenaga tidak tetap
27 Orang
PERKIRAAN INVESTASI
Modal Tetap : Rp 12.000.000/Ha
Modal Kerja : Rp 17.000.000/Ha
Jumlah : Rp 29.000.000/Ha
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
2 comments :
Infonya oke banget. Pospek jd petani
Trims
Trims infonya
Posting Komentar