Kamis, 03 Oktober 2013

entomologi serangga : MORFOLOGI INTERNAL SERANGGA


A. Sistem Pencernaan serangga
Serangga mempunyai pakan yang sangat bervariasi mulai dari pemakan tumbuh-tumbuhan, serangga lain, bangkai binatang, seresah, kayu, kertas, sampai dengan pemakan darah manusia. Dalam mencerna pakannya serangga mempunyai saluran pencernaan yang dimulai dari mulut - faringesophagus -  crop - proventriculus –ventriculus - pyloric ampulla - rectum - sampai ke anus sebagai tempat pembuangan.
Pakan serangga didalam mulut di hancurkan oleh mandibula yang berfungsi sebagai gigi serangga, kemudian pakan yang telah hancur diteruskan ke faringkemudian ke esophagus, pakan untuk sementara disimpan di dalam crop. Setelah dari crop diteruskan lagi ke dalamproventriculus yang berfungsi sebagai penggerinda pakan, pakan yang telah halus kemudian masuk ke dalam ventriculus yang merupakan daerah penyerapan sari-sari makanan oleh tubuh serangga. Pakan yang sudah diserap sari makanannya diteruskan ke pyloric ampulla kemudian diteruskan kerectum dan dibuang melalui anus.
Saluran pencernaan serangga dibagi tiga bagian utama yaitu foregutmidgut, danhindgut yang oleh beberapa ahli juga disebut sebagai stomodeummesenteron, dan proctodeum.
Foregut terdiri dari faring yang terletak di setelah mulut serangga; esophagus berbentuk seperti tabung; crop berbentuk seperti tabung yang membesar berfungsi sebagai tembolok; dan proventriculus berupa bagian seperti pipa pendek yang dinding bagian dalamnya dilengkapi dengan gerigi yang digunakan untuk menggerinda pakan.

Midgut terdiri dari katup stomodeal yang berfungsi sebagai pintu keluarnya pakan dari proventriculus ke ventriculus dan menghambat masuknya cairan pakan kearah yang berlawanan; Ventriculus berupa seperti tabung yang membesar hampir sama dengan crop tetapi fungsinya berbeda. Ventriculus merupakan daerah penyerapan sari-sari makanan.

Hindgut terdiri dari katup pyloric yang berfungsi sebagai pintu masuknya pakan dari ventriculus ke pyloric ampulla dan menghambat masuknya pakan dari arah sebaliknya; malpighian tubule berbentuk seperti usus memanjang; pyloric ampulla yang berupa daerah pertemuan antara malpighian tubule dan ventriculus; rectum berbentuk seperti pipa yang menggelembung berisi sisa-sisa makanan yang akan dibuang: anus tempat pembuangan sisa-sisa makanan yang tidak diperlukan lagi dalam tubuh serangga.

Bentuk morfologi sistem pencernaan serangga sangat bervariasi berdasarkan stadia dan jenis pakannnya. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi perbedaan morfologi sistem pencernaan pada setiap fase pertumbuhan seranggaMalacosoma americanum.

Pada serangga yang bertipe alat mulut penusuk-pengisap terdapat bagian yang disebut salivary gland dan salivary canal. Salivary gland merupakan kelenjar ludah yang menghasilkan enzim pencernaan yang disekresikan oleh serangga melalui salivary canal sesaat sebelum serangga tersebut menghisap pakannya. Serangga-serangga yang mempunyai kelenjar ludah ini umumnya adalah ordo Hemiptera dan Diptera. Pada bidang pertanian serangga jenis ini bisa jadi sangat merugikan karena berpotensi besar sebagai vektor patogen (virus, bakteri, dan mikoplasma).
B. Sistem Pernafasan
Serangga bernafas mengambil O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 melalui sederetan lubang pada bagian lateral tubuhnya. Lubang –lubang tempat keluar-masuknya udara tersebut disebut spirakel, dari spirakel udara diteruskan menuju trachea yaitu merupakan tabung tidak bercabang yang berisi udara kemudian udara diteruskan menuju tracheolus yang merupakan tabung yang lebih kecil dari trachea dan bercabang-cabang. Tracheolus ini berujung pada jaringan tubuh serangga.
Keluar masuknya udara melalui spirakel dibantu oleh gerakan-gerakan otot yang berhubungan dengan sistem syaraf pusat. Di dalam sistem pernafasan serangga dikenal juga adanya kantung udara yang berupa kantung yang bisa mengembang dan mengempis yang berfungsi untuk menurunkan berat badan, mendistribusikan udara, mendinginkan suhu tubuh serangga ketika serangga terbang, dan untuk meningkatkan tekanan tubuh selama masa pergantian kulit.
Pada serangga terdapat dua sistem pernafasan yaitu sistem pernafasan terbuka dan sistem pernafasan tertutup. Sistem pernafasan terbuka umumnya terdapat pada serangga-serangga terrestrial, contoh serangganya adalah serangga ordo Orthoptera, Hemiptera, dan Strepsiptera. Sistem pernafasan tertutup terdapat pada serangga-serangga aquatik (yang hidup di dalam air), contoh serangganya adalah serangga ordo Odonata, Ephemeroptera, Trichoptera, sebagian kecil ordo Coleoptera, Diptera, dan Lepidoptera. Sistem pernafasan tertutup pada prinsipnya sama dengan sistem pernafasan terbuka hanya pada bagian spirakelnya tidak berupa sebuah lubang tetapi berupa sebuah lembaran atau berupa benang yang berfungsi sebagai insang (trachea berada di dalam lembaran insang) dan Omasuk ke dalam insang dengan cara difusi.

C. Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada serangga dikenal dengan sistem peredaran darah terbuka yaitu darah serangga bersirkulasi di dalam tubuh tanpa melalui pembuluh darah atau vena secara lengkap. Peredaran darah pada serangga dibantu oleh gerakan-gerakan otot yang mampu memompa darah bersirkulasi secara baik. Serangga hanya mempunyai pembuluh darah dorsal yang berada di sepanjang tubuh serangga bagian dorsal dan terbuka pada daerah caput.
Darah serangga mengalir dari bagian anterior melalui hemocoel (merupakan ruang dalam tubuh serangga yang dilalui darah) kemudian darah masuk ke dalam lubang-lubang ostia pada pembuluh dorsal, di dalam ostia darah kembali ke bagian anterior melalui aorta hingga ke daerah caput lagi. Pembuluh darah dorsal yang terdapat lubang ostianya seringkali juga dikenal sebagai jantung serangga. Jantung serangga ini berupa tabung berotot yang bisa berkontraksi dan merupakan pembuluh yang sempit yang pada kedua sisi lateralnya berlubang vertikal yang disebut dengan ostia. Ostia mempunyai katup yang menghalangi aliran darah keluar dari jantung.
Aorta berupa tabung kecil yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah serangga ke bagian caput, daerah tersebut bermuara di belakang dan di bawah otak. Selain darah serangga bersirkulasi di dalam tubuh serangga, darah juga bersirkulasi di dalam venasi sayap. Salah satu contohnya adalah sirkulasi darah yang terjadi pada sayap lalat rumah (Diptera: Muscidae).
Darah serangga disebut dengan haemolymph yang terdiri dari cairan plasma yang merupakan suspensi sel darah atau disebut haemocytes. Ada beberapa tipe sel darah serangga (haemocytes) tetapi klasifikasi yang secara komprehensif sangat sulit dilakukan karena setiap individu mempunyai kekhasan sel darah dan kenampakan yang berbeda-beda pada kondisi yang berbeda dan penggunaan teknik pengamatan yang berbeda. Tetapi secara umum sel darah serangga dapat dikategorikan ke dalam empat tipe utama yaitu prohaemocytes, plasmatocytes, granular haemocytes, cystocytes (coagulocytes).
Prohaemocytes merupakan sel yang berbentuk bulat kecil dengan nuclei yang relatif besar dan terdapat basophilic citoplasma yang mengandung ribosom yang sangat banyak tetapi sedikit mengandung reticulum endoplasma.

Plasmatocytes yang merupakan tipe sel darah yang banyak dijumpai pada sebagian besar serangga bentuknya sangat bervariasi dengan sebuah basophilic citoplasma yang mengandung beberapa ribosom, mitokondria, dan beberapa bentuk vakuola. Sel darah ini bersifat phagositic.

Granular haemocytes juga bersifat phagositic seperti plasmatocytes perbedaannya adalah terletak pada granular haemocytes terdapat  butiran-butiran acidophilic yang tampak sebagai membran yang bulat bila dilihat dengan menggunakan mikroskop electron. Sel-sel darah ini juga mengandung reticulum endoplasmic yang kasar dan melimpah.

Cystocytes (coagulocytes) jika dilihat dengan phase contras microscope terdapat butiran-butiran hitam kecil dengan ujung meruncing yang bertebaran.


Selain keempat tipe sel darah tersebut masih ada tipe sel darah yang hanya terdapat pada serangga-serangga tertentu, yaitu oenocytoids yang terdapat pada Coleoptera, Lepidoptera, dan beberapa Diptera dan Hemiptera subordo Heteroptera.
D. Sistem Syaraf
Berbagai aktivitas serangga dan beberapa sistem yang bervariasi di dalam tubuh serangga selalu berhubungan dengan sistem syaraf.   Sistem syaraf ini terdiri dari sel yang memanjang disebut neuron yang merupakan pembawa informasi dalam bentuk impuls elektrik dari sel-sel sensor eksternal dan internal ke effector yang cocok. Sel-sel tersebut juga disebut sebagai gliar cells yang melindungi, mendukung, dan menyediakan nutrien untuk neurons.
Berdasarkan pada anatomi internal sistem syaraf serangga dibagi tiga bagian utama yang merupakan bagian-bagian yang saling berhubungan. Tiga bagian utama tersebut adalah Central Nervous System (CNS),Visceral Nervous System (VNS), danPheriveral Nervous System (PNS). Central Nervous System (sistem syaraf pusat) pada serangga tersusun atas sebuah rantai ganda ganglia yang tersambung secara lateral dan longitudinal.
Otak serangga mempunyai struktur yang sangat kompleks dan terletak dibagian dorsal foregut di dalam caput. Otak serangga terbentuk dari tiga bagian yang menyatu yaitu protocerebrum, deuterocerebrum, dan tritocerebrum.
Protocerebrum berhubungan dengan sensor pada mata majemuk dan oceli, deuterocerebrum berhubungan dengan sensor antena, dan tritocerebrum berhubungan dengan sensor labrum dan usus depan. Sel-sel syaraf serangga disebut juga neuron yang terbagi atas tiga tipe yaitu neuron indra yang membawa impuls syaraf indra; neuron perantara yang menghubungkan antara neuron indra dengan neuron motor; dan neuron motor yang membawa impuls dari pusat integrasi ke otot.

Sistem pengontrol aktivitas foregut dan pembuluh bagian dorsal serangga adalah sistem syaraf stomodeal. Sistem syaraf stomodeal ini merupakan komponen utama yang mengawali terbentuknya pasangan syaraf yang mencakup sistem pencernaan dan dua pasang kelenjar endokrin (corpora cardiaca dan corpora alata). Kedua kelenjar ini berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan serangga.
E. Sistem Reproduksi
Serangga berkembangbiak dengan cara yang sangat bervariasi, umumnya serangga mempunyai satu jenis kelamin pada satu individu tetapi beberapa serangga tertentu memiliki dua jenis kelamin dalam satu individu (hermaprodit).
Serangga betina memiliki sepasang ovari (indung telur) dan setiap indung telur terdiri atas sejumlah ovariole yang berbentuk seperti tabung yang di dalamnya terdapat sejumlah ovum. Ovari berbentuk oval dengan ujung yang meruncing yang disebut terminal filament. Pada bagian pangkal ovari terdapat calyx yang merupakan pertemuan antar cabang pada bagian pangkal ovariole. Bagian yang merupakan tangkai dari ovari yang bercabang dua disebut lateral oviduct, lateral oviduct ini bertemu pada satu titik menjadi sebuah tangkai yang menghubungkan dengan vagina yang disebut common oviduct. Didalam sistem reproduksi serangga betina terdapat spermatecha (kantung sperma) dan spermatechal gland (kelenjar spermatecha). Kantung sperma ini berfungsi sebagai penyimpan sperma setelah terjadi perkawinan dengan jantan yang digunakan untuk vertilisasi telur. Selain spermatecha juga terdapat sepasang atau dua pasangaccessory gland atau kelenjar tambahan. Kelenjar tambahan ini struktur dan fungsinya sangat bervariasi, misalnya pada kecoa sekresi yang dikeluarkan dari kelenjar tambahan ini berbentuk sebuah kapsul atau ootheca yang mengelilingi telur dan terjadi akumulasi di dalam bursa capulatrix.
Sistem reproduksi serangga jantan terletak di bagian posterior abdomen dan terdiri dari sepasang gonad (testes) yang terhubung oleh beberapa  saluran yang membuka dan berhubungan dengan organ seksual (aedeagus=penis). Sepasang testes berbentuk membulat yang didalamnya terdapat beberapa testicular folikel yang berpangkal pada vas efferens yang tersambung pada sebuah tangkai yang disebut vas defferens. Vas defferens tersebut berpangkal pada sebuah bagian yang disebut seminal vesicle. Pada sistem reproduksi jantan terdapat ejaculatory ductyang merupakan saluran terakhir dari alat reproduksi yang berujung pada aedeagus.

0 comments :

Posting Komentar

Ikuti Saya ^___^

visitors

 

My Blog List

Feedjit

PLANT HOSPITAL Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino