1.Feromon
merupakan bahan yang disekresikan oleh organisme, dan berguna untuk
berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam spesies yang sama.
Berdasarkan fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:
Feromon “releaser”, yang memberikan pengaruh langsung terhadap sistem
syaraf pusat individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan
segera. Feromon ini terdiri atas tiga jenis, yaitu feromon seks, feromon jejak,
dan feromon alarm.
Feromon primer,
yang berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi individu
penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis.
2.
Allomon
adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu
organisme dan menimbulkan respon pada individu spesies lain. Organisme pelepas
memperoleh keuntungan, sedang penerimanya dirugikan. Bagi tumbuhan, allomon ini
dapat dipakai sebagai sifat pertahanan dari serangan serangga herbivora.
Allomon dapat juga dilepaskan oleh serangga untuk menolak predator.
3.
Kairomon
adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu
organisme dan menimbulkan respon fisiologis dan perilaku pada individu spesies
lain. Senyawa kimia tersebut menimbulkan keuntungan adaptif bagi serangga,
individu penerima. Sebagai contoh adalah kairomon yang dihasilkan tanaman
jagung, yaitu tricosan, yang dapat menarik Trichogramma evanescens agar
dapat menemukan inangnya, yaitu telurHelicoverpa zea.
4.
Apneumon
adalah senyawa kimia yang menjadi penghubung antara serangga dengan benda mati.
Serangga tersebut terus berkembang biak dengan suburnya dan menjadi makanan
beberapa spesies predator.
5.
Sinomon
adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme yang dapat menimbulkan
respon fisiologis atau perilaku yang memberikan keuntungan adaptif pada kedua
belah pihak
6.
Feromon agregasi
adalah feromon yang diperlukan untuk mengumpulkan anggota koloni atau pun
individu dan mempengaruhi perilakunya sebagai suatu individu. Kegunaan feromon
ini berkisar dari penunjang perilaku makan, mating, berlindung, oviposisi,
sampai ke perilaku yang belum terdeteksi secara jelas. Ada yang berhubungan
dengan musim (hibernasi), berhubungan dengan amplitudo harian (agregasi
istirahat), berhubungan dengan stadia pertumbuhan (larva yang bersifat
gregarius) dan perilaku mengumpul lainnya. Setelah sumberdaya yang sementara
atau terbatas habis, maka agregasi akan terhenti dengan sendirinya.
7.
Feromon Alarm
merupakan feromon yang dipergunakan untuk memperingatkan serangga terhadap
bahaya yang datang, apakah itu predator atau bahaya lainnya. Tanggapannya dapat
berupa membubarkan diri atau membentuk pertahanan koloni. Beberapa anggota
familia Hemiptera dan serangga sosial menggunakan feromon ini untuk menghadapi
bahaya. Bahan feromon ini pada afid misalnya, dikeluarkan melalui kornikulanya,
yang mengandung bahan feromon alarm umumnya farnesen, dan menyebabkan afid yang
berada di sekitarnya menjatuhkan diri, menjauh atau meloncat pergi.
8.
Fagostimulan
adalah senyawa kimia yang berfungsi untuk menambah nafsu makan
DAFTAR PUSTAKA
Winoto. 2009. Feromon,
Allomon, Kairomon: Sistem Komunikasi Serangga, Konsep Dasar, Elektroantenogram
(Eag), Olfaktometer Dan Uji Biologis Lainnya.
0 comments :
Posting Komentar