Nematoda
merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam filum dunia hewan. Nematoda
ketika dilihat di bawah mikroskop terlihat berupa cacing-cacing mikroskopis
dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan berwarnah bening. Secara umum karena
ukuran tubuh nemtoda sangat kecil, para petani sangat sulit membedakan nematoda
dan penyakit (Anaf, 2010).
Nematoda termasuk
dalam Filum nemata, terdiri atas dua kelas yaitu Secernenta (Phasmidia)
dan Adenophorea (Aphasmidia). Kelas Secernenta terdiri
atas tiga subkelas yaitu Rhabditia, Spiruria, dan Diplogasteria.
Semua nematoda parasitik tanaman termasuk dalam ordo Thylenchida dan Dorylaimida.
Kalasifikasi dari nematoda Meloidogyne spp. adalah Phylum nematoda,
klas secernenta, ordo tylenchida, subordo tylenchina, dan
famili heteroderidae (Tjahjadi, 2005).
Heteroderidae dapat
dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu : nematoda sista yang terdiri dari genus Heterodera
dan Globodera dan nematoda puru akar (genus Meloidogyne).
Nematoda sista kedelai (H. glycines) adalah patogen kedelai yang penting
secara ekonomi di Amerika. Nematoda sista kentang (Globodera pallida dan
Globodera rostochiensis) menyebabkan kehancuran tanaman kentang
yang tersebar di seluruh dunia (Lisnawita, 2003).
Nematoda
endoparasit migratory menghabiskan banyak waktunya untuk berpindah atau
bermigrasi dari akar tanaman satu ke akar tanaman lain dengan cara merusak
pembuluh akar tanaman. Nematoda ini menyebabkan nekrosis parah pada tanaman yang disebabkan oleh migrasi dan
pola makan mereka. Ketika nematode ini memakan makanan, mereka dengan mudah
dapat masuk ke jaringan sitoplasma sel tanaman dengan menggunakan stilet
mereka, membunuh sel tanaman, dan kemudian berpindah melalui luka yang
ditimbulkan.
Nematoda ini tidak makan di sel yang tetap. Tipe siklus hidup nematode
ini adalah mereka mulai menyerang dari fase juvenile dua dan mulai mamakan
tanaman. Nematoda makan dan bereproduksi secara primer di dalam pembuluh
tanaman. Semua fase nematode mempunyai kemampuan untuk memakan tanaman dan
berpindah ke dalam tanah kemudian memulai mencari akar lain untuk dijadikan
inang. Contoh dari nematode yang
termasuk dari nematode endoparasit migratory atau nematode parasit berpindah
adalah Pratylenchus (lesion
nematode), Radopholus(burrowing nematodes)
and Hirschmanniella (rice root nematode).
Nematoda Endoparasit sedentary adalah nematoda parasit paling berbahaya di
dunia. Dua grup dari nematoda endoprasit sedentary ini adalah Nematoda sista
kentang (Globodera dan Heterodera) dan Nematoda puru akar (Meloidogyne sp).
Nematoda ini pada larva instar kedua menginvasi tanaman melalui akar dan
bermigrasi melalui pembuluh akar menuju sel vascular perkembangan. Nematoda
completely embedded di dalam akar selama masa perkembangan inisisasi, tetapi
kemudian sista nematoda protrude dari akar. Larva stadia dua mengeluarkan
sekresi ke dalam dan ke sekeliling sel tanaman untuk menstimulasi formasisel
membesar. Nematoda fase juvenile kedua
mensekresikan cairan ke dalam tanaman dan menyelebungi sel tanaman dengan
cairan tersebt untuk mestimulasi pembentukan sel yang lebih besar.
Sastrosuwignyo
(1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan sebagai hama
tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang tidak
merugikan tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat
yang basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda
saprophagus lebih banyak dijumpai pada tanah sampel daripada nematoda lainnya.
Nematoda saprophagus (non-parasit) memiliki moroflogi yang hampir sama dengan
nematoda parasit. Perbedaan pokok antara keduanya terletak pada bentuk dan
susunan alat mulut. Alat mulut pada nematoda non parasit berbentuk seperti
corong yang terbuka lebar dan tidak memiliki alat penusuk (stylet) seperti
halnya pada nematoda parasit. Nematoda parasit kebanyakan hidup dengan memakan
bahan-bahan organik (sebagai nematoda saprofag).
Nematoda bertubuh
kecil (panjangnya kurang dari 1mm). Apabila mati karena diperlakukan dengan panas
secara berhati-hati, maka tubuhnya sedikit bengkok pada bagian ventral. Tidak
terdapat adanya tanda-tanda seksual dimorfisme pada bagian anterior tubuhnya.
Bagian kepalanya rendah dan datar, apabila diamati di bawah mikroskop
stereoskopis tampak ujung anterior tersebut seperti topi hitam yang datar.
Bagian bibirnya terbagi atas 2, 3 atau 4 anulus dan lurus dengan garis tubuh,
serta mengalami sklerotinisasi yang kuat. Panjang stiletnya 20 mm atau kurang (± dua kali lebar kepala), mengalami sklerotinisasi
sedang, dengan basal knob berbentuk bulat dan bagian anteriornya konkaf (Luc et. al., 1995).
Umumnya
perkembangan nematoda parasit tanaman terdiri dari tiga fase yaitu fase larva I
sampai larva IV dan nematoda dewasa. Siklus hidup nematoda puru akar sekitar
18–21 hari atau 3–4 minggu dan menjadi lama pada suhu yang dingin. Jumlah telur
yang dihasilkan seekor betina tergantung pada kondisi lingkungannya. Pada
kondisi biasa betina dapat menghasilkan 300-800 telur dan kadang-kadang dapat
menghasilkan lebih dari 2800 telur. Larva tingkat II menetas dari telur yang
kemudian bergerak menuju tanaman inang untuk mencari makanan, terutama bagian
ujung akar di daerah meristem, larva kemudian menembus korteks akibatnya pada
tanaman yang rentan terjadi infeksi dan menyebabkan pembesaran sel-sel. Di
dalam akar larva menetap dan menyebabkan perubahan sel-sel yang menjadi
makanannya, larva menggelembung dan melakukan pergantian kulit dengan cepat
untuk kedua dan ketiga kalinya, selanjutnya menjadi jantan atau betina dewasa
yeng berbentuk memanjang di dalam kutikula, stadium ke empat muncul dari
jaringan akar dan menghasilkan telur secara terus menerus selama hidupnya.
Nutrisi yang tersedia serta jumlah larva per unit area jaringan inang. Larva
jantan lebih banyak jika akar terserang berat dan zat makanan kurang, jika
sedikit larva pada jaringan inang maka hampir semua menjadi betina, tetapi
reproduksinya kebanyakan partenogenesis, walaupun exudat akar mampu memacu
penetasan telur, tetapi senyawa tersebut tidak diperlukan untuk keberhasilan
siklus hidupnya (Anafzhu, 2009).
Nematoda parasit mengalami perkembangan hingga terjadi
variasi yang besar. Variasi ini terletak pada inang sekunder dan jumlah waktu
yang dihabiskan dalam satu atau dua inang. Variasi yang besar terletak juga
pada cara nematoda parasit berpindah dari satu spesies inang ke inang yang
lain. Sehingga banyak spesies nematoda yang meletakkan telur yang pada inang
utama dimana kotorannya akan dimakan oleh inang sekunder kemudian oleh inang
utama setelah nematoda berkembang. Karena tidak selalu dapat diandalkan bahwa
inang sekunder akan dimakan seperti halnya pada larva nematoda yang telah
berkembang menjadi tahap infektif, banyak spesies yang memiliki kemampuan
untuk encyst diri ke dalam otot atau kutikula inang sekunder
(Ramel, 2008).
Kebanyakan
fitonematoda adalah parasit obligat, yang tidak dapat hidup atau membiak tanpa
adanya tumbuhan inang yang hidup. Nematoda mencucukkan stiletnya yang berlubang
ke dalam sel tumbuhan dan dengan kekuatan mengisap esofagus menarik cairan
tumbuhan. Pada umumnya nematoda mengeluarkan cairan dari kelenjar pencernaan
yang disekresikan melalui stilet ke dalam sel tanaman, yang menyebabkan
prapencernaan dan pencairan sebelum diisap masuk ke dalam saluran pencernaan.
Bahkan sekresi tersebut ada yang mengandung hormon yang mengandung berbagai
hormon yang menyebabkan sel-sel di sekitarnya berkembang secara luar biasa,
sehingga terjadi hipertrofi atau hiperplasia (Semangun, 1996).
0 comments :
Posting Komentar