Istilah geosistem yang digunakan sama dengan satuan geografi yang disusun berdasarkan kesamaan tanah dan iklim yang dominan, pola penggunaan lahan dan kondisi social ekonomi.
Identifikasi dan karakterisasi akan banyak membantu dalam menentukan strategi spesifik yang harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.
Indonesia mempunyai tujuh geosistem.
JAWA DAN BALI
Berkarakter tanah vulkanik yang sangat subur di lahan bawahan dan bahan atasan yang kurang subur dan mudah tererosi. Curah hujan yang cukup tinggi dalam setahum memingkinkan dikembangkan padi sawah, baik dalam komdisi tadah hujan atau irigasi dengan hasil yang relative tinggi ( 3- 4 t/hauntuk setiap pertanaman)/ Kerapatan penduduk tinggi, rerata pemilik an tanah rendah, terjadi persaingan yang cukup kuat terhadap penggunaan lahan, termasuk penggunaan non pertanian. Erosi berjalan intensif, akses terhadap pasar dan pasokan terbatas, dan system usaha tani yang tidak sepadan menghasilkan standar hidup rendah di wilayah atasan apabila dibandingkan dengan wilayah bawahan.
SUMATERA
Terdapat banyak tanah tropika yang terlapuk lanjut dengan status hara rendah di wilayah atasan dan lahan rawa yang cukup luas di wilayah bawahan. Curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun, tanaman perkebunan, karet, kelapa sawit, dll dan eksplorasi kayu cukup dominan.Kerapatan penduduk rendah dan hanya sedikit terjadi persaingan terhadap lahan. Permukiman baru mmelalui program transmigrasi banyak menghasilkan padi, tetapi system pertanian yang berkembang bersifat subsistem.
KALIMANTAN
Banyak terdapat tanah tropika terlapuk lanjut di wilayah atasan dan tanah hodromofik di wilayah bawahan dengan pengaruh pasang surut. Curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun dan terdistribusi merata sepanjang tahun. Ekploitasi kayu cukup dominan di wilayah pedalaman, pertanaman padi sawah cukup intensif di wilayah bawahan. Kegiatan pertambangan cukup penting. Kerapatan penduduk rendah sehingga tidak banyak persaingan penggunaan lahan. Kekurangan tenaga kerja merupakan persoalan yang bersifat local. Pengembangan pemukiman melalui program transmigrasi tersebar di seluruh pulau.
SULAWESI
Sulawesi memili pola sebaran tanah yang kompleks, terutaa di wilayah atasan yang didominasi tanah tropika terlapuk lanjut dan tingkat kesuburan rendah, sedangkan di wilayah bawahan relative lebih subur. Keragaman kondisi iklim cukup tinggi. Curah hujan tahunan rendah dan musim kering cukup penting di beberapa lokasi. Populasi penduduk tidak terdistribusi secara merata, demikian juga tekanan terhadap ketersediaan lahan. Produksi pertanian didasarkan atas kombinasi tanaman pangan termasuk padi sawah dan padi lahan kering, tanaman bukan padi (Palawija) dan tanaman perkebunan.
NUSA TENGGARA
Kesuburan tanah sedang pada tanah yang berkembang di atas batuan sedimrn tua dan batuan kapur, curah hujan menurun kea rah timur, dengan musim kering yang cukup panjang, sehingga merupakan pembatas produksi pertanian dan hanya sekali pertanaman dalam setahun. Ketersediaan air merupakan pembatas pengembangan pertanian dan ada kecenderungan untuk menggantikan tanaman pangan yang memerlukan air banyak dengan tanaman yang lebih ekonomis dan berorientasi pasar. Peternakan cukup penting di ilayah ini terutama di Timor Barat.
MALUKU
Dominasi tanah yang terlapuk lanjut. Curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun tanpa ada bulan kering. Kerapatan penduduk rendah demikian pula tekanan terhadap sumberdaya lahan yang ada. Sagu merupakan bahan pangan utama dan eksploitasi hutan cukup penting di wilayah ini.
IRIAN JAYA
Dominasi tanah yang terlapuk lanjut, kesuburan sangat rendah, dan mempunyai topografi yang bergunung di bagian tengah. Sagu merupakan bahan pangan utama. Kerapatan penduduk sangat rendah, kecuali di daerah lembah yang subur, akan tetapi di berbagai daerah jarang terjadi kompetisi penggunaan lahan. Program transmigrasi terbatas dan tersebar. Eksploitasi kayu dan kegiatan pertambangan cukup penting dan menonjol.
Sabtu, 08 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments :
Posting Komentar