I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di Unit Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian mengacu pada “Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina” yang diterbitkan oleh Badan Karantina Pertanian tahun 2006. Dalam petunjuk teknis pelaksanaan tersebut baru memberi acuan secara umum tentang pemantauan, namun belum mengatur bagaimana cara pelaksanaan pemantauan yang lebih terinci.
Maka disusunlah Petunjuk Teknis Pemantauan Bean golden mosaic virus yang memuat cara pelaksanaan pemantauan yang lebih terinci. Pada buku Petunjuk Teknis Pemantauan Bean golden mosaic virus ini berisi sifat-sifat karakteristik dan gejala yang muncul pada tanaman inang. Oleh karena itu diharapkan buku Petunjuk Teknis ini dapat digunakan sebagai acuan Petugas Karantina Tumbuhan dalam pelaksanaan Pemantauan tahun 2014.
B. Tujuan
Untuk memberi pedoman kepada pelaksana pemantauan agar dalam pelaksanaan pemantauan dilapang dapat dilakukan secara seragam dan diharapkan dapat memperoleh data yang benar-benar mewakili keadaan sebenarnya di lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Taksonomi
Domain : Viruses
Family : Geminiviridae
Genus : Begomovirus
Spesies : Bean Golden Mosaic Virus
Nama ilmiah lain :
- bean golden mosaic geminivirus
- bean golden mosaic bigeminivirus
- mosaico dorado
- bean golden mosaic virus (type 1) Brazil
2. Morfologi
Geminivirus dicirikan dengan bentuk partikel kembar berpasangan (geminate) dengan ukuran sekitar 30 x 20 nm.
Partikel virus yang rangkap, tidak menyelimuti, partikel berpasangan adalah 18-20 nm diameter dan 30 nm panjang, profil sudut, pengaturan capsomere tidak mudah terlihat. Daun getah mengandung beberapa partikel. Mikroskop elektron: aldehyde diperlukan untuk fiksasi kecuali asam fosfotungstat (PTA) digunakan pada pH 4 (Brunt et al, 1990.).
3. Inang
Inang primer : Vigna sp. (kacang panjang, cowpea), Phaseolus sp., Phaseolus lathyroides,Phaseolus acutifolius, Glycine max (kedelai, soybean)
Inang Sekunder : Cajanus cajan (kacang gude), Calopogonium mucunoides, Pachyrhizus erosus, Vigna angularis, Phaseolus coccineus, Vigna mungo, Nicotiana tabacum (tembakau, tobacco)
4. Media Pembawa
Buah / polong (Fruits/pods), perbungaan (inflorescence), daun (leaves), batang (stems) dan seluruh tanaman (whole plant).
BGMV tidak dilaporkan seedborne.
5. Biologi
BGMV ditransmisikan secara terus-menerus oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci) secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di dalam tubuh kutu tersebut. Dewasa dapat memperoleh virus dalam waktu 6 menit . BGMV dipertahankan selama berhari-hari atau berminggu-minggu , dan melalui mabung . Tidak berkembang biak dalam vektor dan tidak menular secara langsung ke keturunan . Non – vector transmisi adalah dengan inokulasi mekanis ( dengan pengecualian isolat dari Argentina dan Brazil ) , dengan mencangkok, tetapi tidak oleh kontak antara tanaman. Virus tidak ditularkan lewat biji dan juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman.
6. Gejala
Gejala penyakit pada tanaman cabai berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian tampak vein clearing yang berkembang menjadi warna kuning sangat jelas, tulang daun menebal dan helai daun menggulung ke atas (cupping). Gejala lanjut penyakit ini menunjukan daun-daun muda menjadi kecil-kecil, helai daun berwarna kuning cerah atau hijau muda yang berseling dengan warna kuning dan cerah yang akhirnya tanaman kerdil (Sulandari et al., 2001).
Tanaman cabai yang terserang virus ini menunjukkan gejala: daun menguning cerah/pucat, daun keriting (curl), daun kecil-kecil, tanaman kerdil, bunga rontok, tanaman tinggal ranting dan batang saja, kemudian mati. Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Gejala kuning dapat dilihat dari kejauhan.
Gejala : Vena menguning , jaring dan kliring , memperluas klorosis interveinal kuning cerah . Daun muncul setelah gejala pertama kali muncul meringkuk turun , gagal untuk memperluas dan menjadi kaku dan kasar (EPPO quarantine pest ) .
Gejala dari bagian tanaman yang terkena
Buah / polong: bentuk abnormal.
Perbungaan: jatuh atau shedding.
Daun: warna tidak normal, bentuk normal.
Batang: pertumbuhan abnormal.
Seluruh tanaman: pengerdilan.
Daerah Sebar
Amerika Utara : Meksiko, Amerika Serikat ( Florida ) .
Amerika Tengah dan Karibia : Kosta Rika , Kuba , Republik Dominika , El Salvador
( gejala saja) , Guatemala , Jamaika , Nikaragua ( gejala saja) , Panama ( gejala saja) , Puerto Rico .
Amerika Selatan : Argentina , Brazil, Kolombia , Venezuela , luas di daerah tropis dan subtropis Amerika
I. TATACARA PEMANTAUAN
1. Pengambilan Sampel di Lapangan
Pemantauan dilaksanakan di setiap Kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di setiap Kabupaten dari masing-masing lokasi pemantauan dipilih 3 Kecamatan yang selanjutnya dianggap sebagai “sampling area”. Dari masing-masing Kecamatan atau sampling area tersebut ditentukan 3 (tiga) Desa.
Pengamatan gejala serangan :
1) Pengambilan gejala di lapangan sesuai dengan gejala yang sudah disebutkan pada bab sebelumnya.
2) Sampel diambil dari tanaman yang menunjukkan gejala serangan, diusahakan disertakan bagian tanaman yang sehat dan bagian yang sakit, sebab sampel yang diambil dari tanaman dengan gejala penyakit sudah terlalu berat seringkali tidak berguna. Hal tersebut dikarenakan organisme patogen penyebabnya sudah tidak dapat dibedakan dengan organisme saprofit pada jaringan nekrotik.
3) Dilakukan pengambilan gambar pada tanaman yang dijadikan sampel.
4) Dicatat gejala serangan yang muncul, luas serangan, populasi, dll.
5) Dicatat identitas lokasi/alamat tempat pengambilan sampel, jika memungkinkan gunakan GPS.
Pengambilan dan penyimpanan specimen tanaman/ spesies OPTK
1) Spesimen dimasukkan ke dalam kantung kertas ( paper bag ), kemudian dijaga supaya spesimen tidak kering.
2) Spesimen Sebaiknya disimpan dalam kondisi sejuk dan terhindar dari sinar matahari apabila memunginkan.
3) Tiap sampel selalu diberi label.
Pengiriman spesimen tanaman/ spesies OPTK
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengiriman sampel :
1) Usahakan untuk pengambilan sampel pada hari yang sama dengan pengiriman sampel untuk menjaga kesegaran.
2) Menyiapkan sampel duplikat, sampel kedua digunakan sebagai bahan referensi.
3) Simpan pada kondisi yang sesuai, yaitu kalau memungkinkan pada suhu yang rendah.
4) Sisakan dan simpan satu sampel yang disiapkan dengan metode yang sama.
5) Hindari mengirim bahan tanaman mati.
6) Hindari menambahkan kelembaban atau membungkus sampel basah.
7) Hindari bahan sampel mengering.
8) Lakukan segera pengamatan di Laboratorium hasil sampel yang didapat.
2. Penanganan sampel di Laboratorium
1) Uji Serologi dengan Elisa
( Protokol ADGEN, TAS – ELISA Mouse Monoclonals)
REFERENSI
Basisdata OPTK. http://www.karantina.deptan.go.id
CABI Crop Protection Compendium. Bean golden mosaic virus.. http:// www. Cabicompendium.org.
Mudmainah dan Purwanto. 2010. Deteksi Begomovirus Pada Tanaman Cabai Merah Dengan I-Elisa Test Dan Teknik Pcr. J. Agroland 17 (2) : 101 - 107
Eppo Quarantine. Pest.http://www.eppo.int
0 comments :
Posting Komentar