Mimikri didefinisikan sebagai
pemiripan atau peniruan secara fisik atau perilaku oleh satu spesies terhadap
spesies yang lain yang menguntungkan dirinya, atau secara tidak langsung juga
keduanya. Organisme yang “meniru” disebut mimik, sedangkan organisme yang
“ditiru” disebut model. 9Encarta, 2005)
Pada beberapa kasus, serangga
menyamarkan diri dengan lingkungannya untuk menghindari pemangsaan, sedangkan
pada kasus lain, penyamaran dilakukan oleh pemangsa untuk mendapatkan mangsa.
Kupu-kupu adalah salah satu serangga yang menggunakan penyamaran untuk
menghindari pemangsaan, sedangkan beberapa spesies lalat syrphid predator genus
Microdon mampu menirukan bentuk maupun bau dari semut Camponotus dan Formica
calon mangsanya.
Fenomena mimikri diteliti untuk
pertama kalinya oleh Henry Walter Bates, seorang ahli alam dari Inggris pada
tahun 1862 pada kupu-kupu di hutan Brasilia. Ada dua alasan kenapa serangga ini
menggunakan media disekitarnya. 1. Untuk menipu mangsa, 2.jika pemangsa akan
menyerang, setidaknya tubuh mimikri tidak langsung terluka karena akar atau
ranting itulah yang melindunginya.
Beberapa hewan, seperti pada spesies
ikan sotong, dapat memanipulasi chromatophores mereka untuk merubah warna seluruh
kulit mereka. Hewan memiliki sekumpulan chromatophores, setiap chromatophores
mengandung satu single pigment. Individual chromatophores dikelilingi oleh
otot-otot lingkar yang dapat mengerut (kontraksi) dan meregang. Ketika ikan
sotong mengerutkan otot, seluruh pigment akan mengalir ke permukaan
chromatophore. Sel-sel di bagian atas akan mengembang membentuk lingkaran
besar. Jika otot-otot dalam keadaan rileks, sel kembali ke bentuk semula berupa
lingkaran kecil yang sulit di lihat. Dengan melakukan konstraksi pada semua
chromatophores dengan pigment tertentu, dan merelaks-kan otot yang lain dengan
pigment berbeda, hewan dapat merubah secara keseluruhan warna pada tubuh
mereka.
Ikan sotong dengan kemampuan ini
dapat membuat warna dangan range yang lebar dan corak ynag menarik. Dengan
mengamati pola warna dari latar lingkungan dan meregangkan kombinasi yang tepat
dari chromatophore, hewan dapat menyatu menyerupai keadaan warna alam sekitar.
Ikan sotong juga menggunakan kemampuan merubah warna tubuh ini untuk
berkomunikasi dengan sesamanya.
Perubah warna yang sangat terkenal,
chameleon (bunglon), merubah warna kulitnya dengan mekanisme yang sama.
Perubahan dimulai ketika mata mengamati lingkungan sekitar. Respon dari mata
kemudian disampaikan ke otak, dan otak menggerakkan otot-otot chromatophore
sehingga merubah warna kulit tubuh menyerupai sekitarnya.
Sampai saat ini dikenal ada beberapa
jenis mimikri pada serangga, dan beberapa jenis yang terkenal adalah (1)
mimikri Batesian, yang merujuk pada nama H.W. Bates, sang peneliti pertama
fenomena ini, (2) mimikri Mullerian, (3) mimikri Browerian (mirip mimikri
Batesian namun terjadi pada individu-individu di dalam satu spesies), dan (4)
mimikri Peckhamian (mimikri agresifitas).
- Mimikri Batesian
Mekanisme dari mimikri
ini adalah peniruan oleh serangga peniru yang tergolong tidak berbahaya pada
model-model serangga yang tergolong berbahaya atau beracun. Contoh yang cukup
terkenal adalah lalat syrphid genus Eristalis
spp. yang morfologi dan perilakunya amat mirip dengan lebah spesies Apis
mellifera (Golding dan Edmunds, 2000).
- Mimikri Mullerian
Pada mulanya, fenomena
mimikri Mullerian dianggap sebagai mimikri Batesian. Namun, kemudian fenomena
mimikri Mullerian adalah fenomena yang berbeda sama sekali dengan mimikri
Mullerian. Pada mimikri Mullerian, dua spesies yang sebenarnya sama-sama
beracun atau berbahaya berbagi sinyal warna tubuh yang biasanya berupa
warna-warna cerah (aposematic atau warning coloration, akan dibahas kemudian).
Ahli alam Jerman, Fritz Muller menjelaskan bahwa keuntungan dari fenomena
mimikri ini adalah, bahwa jika dua spesies berbagi sinyal aposematik, maka hal
ini akan membingungkan predator-predator kedua spesies yang melakukan mimikri
tersebut. Spesies-spesies yang berbagi tersebut disebut sebagai anggota dari
kompleks Mullerian. Contoh dua spesies yang melakukan mimikri Mullerian adalah
Kupu-kupu Raja, Danaus plexippus dan
Kupu-kupu Viceroy, Limenitis archippus
yang sama-sama berasa tidak enak, yang berbagi pola warna tubuh dan perilaku.
- Mimikri Browerian
Fenomena ini dianggap
mirip dengan mimikri Batesian, namun terjadi di antara individu dalam satu
spesies. Fenomena ini ditemukan oleh Lincoln P. Brower dan Jane Van Zandt
Brower, dan disebut juga automimicry. Mimikri ini muncul pada spesies-spesies
kupu-kupu, misalnya D. plexippus yang
makan tumbuhan milkweed yang kadar racunnya bervariasi. Keuntungan dari mimikri
ini adalah, jika predator makan pada beberapa individu larva atau imago, dan
kemudian menemukan bahwa salah satu individu berasa sangat tidak enak, maka
predator tersebut akan segera berhenti menyantapnya, dan meninggalkan koloni
kupu-kupu tersebut.
- Mimikri Peckhamian
Serangga yang menerapkan
mimikri jenis ini (disebut mimikri Peckhamian merujuk pada penemunya, George
dan Elizabeth Peckhman) akan meniru ciri-ciri serangga yang tidak berbahaya
atau mungkin berguna untuk “menipu” inang atau mangsanya, sehingga
memudahkannya memangsa tanpa dicurigai oleh anggota koloni mangsanya.. (Eisner
et al., 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Microsoft Encarta Encyclopedia Standard 2005.
Eisner, T., M.A. Goetz,
D.E. Hill., S.R. Smedley, & J. Meinwald. 1997. Firefly “femme fatales”
acquire defensive steroids (lucibufagins) from their firely prey. Proceeding
Natural of Academic Sciences of USA 94: 9723-9728.
Garnett, W.B., R.D. Akre,
& G. Sehlke. 1985. Cocoon mimicry and predation by myrmecophilous Diptera
(Diptera: Syrphidae). The Florida Entomologist 68: 615-621
Golding, Y.C., & M.
Edmunds. 2000. Behavioural mimicry of honeybees (Apis mellifera) by droneflies
(Diptera: Syrphidae: Eristalis spp.). Proceedings Biological Sciences, 267:
903-909.
Taniguchi, K., M.
Maruyama, T. Ichikawa, & F. Ito. 2005. A case of Batesian mimicry between a
myrmecophilous staphylinid beetle, Pella comes, and its host ant, Lasius
(Dendrolasius) spathepus: an experiment using the Japanese treefrog, Hyla
japonica as a real predator. Insectes Sociaux 52: 320-322Pengertian Mimikri Dan
Perbedaan Mimikri Dengan Kamuflase. Menurut ensiklopedia
0 comments :
Posting Komentar