Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Classis : Secernentea
Subclassis : Tylenchia
Ordo : Tylenchida
Familia : Pratylenchidae
Genus :
Pratylenchus
Pratylenchus
merupakan nematoda yang berukuran sangat kecil
diantara nematoda parasit tumbuhan lain. Lebar tubuh nematoda ini antara 40 µm
hingga 160 µm, dengan panjang tubuh antara 0,4-0,7 mm, sedangkan diameter tubuh
20-25µm. Pada beberapa jenis kedua kelamin terpisah, tetapi beberapa jenis yang
lain jenis kelamin jantan tidak ada.
Bentuk nematoda ini
pada umumnya memanjang, bagian ujungan terior kepala mendatar pada gambar 1,
dengan kerangka kepala yang kuat,mempunyai stilet pendek dan kuat, panjangnya
14-20 µm dengan basal knop yang jelas. Kelenjer esofagusnya tumpang tindih
dengan usus pada bagian ventral. Muara lubang ekskresi berada di dekat daerah
pertemuan esophagus dan usus. Vulva terdapat di daerah posterior. Betina
mempunyai gonad tunggal dan mempunyai kantong pasca vulva yang pendek.
Anulasinya halus dan mempunyai empat garis lateral, tetapi ada juga jenis yang
mempunyai hingga delapan. Ekornya lebar, ujunya membulat dan runcing, panjang
3,5-9% dari panjang tubuh. Nematoda jantan biasanya lebih kecil dari pada yang
betina.
Pratylenchus merupakan nematoda endoparasit yang tersebar luas
di daerah pertanaman nilam di Indonesia. Serangan
nematoda P. brachyurus pada tanaman nilam menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun merah atau kekuning-kuningan dan
menyebabkan luka nekrosis pada akar rambut dan kadang-kadang akar membusuk
(Mustika et al. 1995; Harni & Mustika 2000). Selain menghambat
pertumbuhan tanaman, infeksi P. brachyurusjuga mampu menurunkan kandungan
klorofil dan kadar minyak,baik pada kultivar rentan maupun agak tahan (Sriwati
1999). Kerusakan akibat serangan nematoda tersebut pada tanaman nilam dapat
menurunkan hasil sampai 85% (Mustika et al. 1995).
Kerangka kepala mengeras dan nampak jelas. Kedua jenis
kelamin aktif, tubuhnya memanjang. Kepada pada dua jenis kelamin rendah, lebar
dan membulat atau bagian anterior mendatar, (kecuali pada Radopholus), lebar
kira-kira setengah sampai tiga perlima panjang
stilet. Stilet kekar dengan basal knob besar. Tiga kelenjar esofagus
pada lobus bertindihan dengan usus. mempunyai satu atau dua ovarium. Panjang
ekor betina dua kali atau lebih lebar dari bagian anus. Sayap ekor mencapai
ujung ekor. Pratylenchus, Radopholus, Hirschmaniella, dan Nacobbu.
Termasuk dalam endoparasit , yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada
yang bersifat sedentary (menetap) dan ada yang bersifat migratory (berpindah). Bertubuh kecil, esofagus seperti Criconematidae. Anulasi halus, tidak
memiliki hiasan atau tumpang tindih. Mempunyai satu ovarium, vulva terletak
pada tubuh bagian belakang. Stilet betina berkembang baik, sedang pada jantan
mereduksi.
Siklus Hidup. Pratylenchus sp.
bertelur di dalam jaringan akar, pergantian kulit pertama terjadi dalam telur
dan tiga kali pergantian kulit, berikutnya terjadi luar (setelah menetas). Masa
telur 15-17 hari, 3 kali ganti kulit. Masa pro oviposisi 15 hari, sehingga masa
satu generasi 45-48 hari Proses ganti kulit (molting) pada Pratylenchus
brachyurus.Telur yang apabila menetas akan muncul larva stadia kedua,diletakan
secara berkelompok tetapi terpencar di dalam akar dan tanah.Semua stadia
bergerak di antara akar dan tanah. baik.
Cara nematoda menyerang akar dan pengaruhnya terhadap
tanaman. Nematoda menyerang akar tanaman hingga dapat
menimbulkan kerusakan mekanis. Nematoda yang menyebabkan kerusakan
pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam
tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada beberapa parasit
yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang.
Gejala serangan
nematoda secara umum yaitu tanaman nilam menunjukan gejala kerdil, daun-daun
kekuningan, selanjutnya kemerahan dan gugur sehingga tanaman menjadi merana
kemudian mati. Selain daun nilam berwarna kuning kemerahan, akar membusuk serta
terdapat benjolan- benjolan akar. Gejala kuning pada daun nilam yang
terserang nematoda nampak seperti gejala kekurangan unsur N, P, dan K
.Konsentrasi hidup nematoda lebih besar terdapat didalam perakaran tumbuhan
inang terutama disebabkan oleh laju reproduksinya yang lebih cepat karena
tersedianya makanan yang cukup dan tertariknya nematoda oleh zat yang
dilepaskan dalam rizosfir awalnya, telur-telur nematoda diletakan pada akar -
akar tumbuhan di dalam tanah yang kemudian telur akan berkembang menjadi larva
dan nematoda dewasa. Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini
mendorong nematoda menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel. Nematoda
dewasa terus-menerus bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan menetap di
sekitar akar, dalam gerakan - gerakan tersebut nematoda menggigit dan
menginjeksikan air ludah pada bagian akar tumbuhan, menyebabkan sel tumbuhan menjadi
rusak. Gejala kerusakan pada akar akibat gigitan nematoda ditandai dengan
adanya puru akar (gall). Luka akar, ujung akar rusak dan akar akan membusuk
apabila infeksi nematoda tersebut disertai oleh bakteri dan jamur pathogen.
Pengendalian. Umumnya serangan
nematoda pada tanaman dapat menyebabkan penyakit kompleks, karena patogen lain
seperti jamur, virus, dan bakteri dapat masuk ke jaringan akar melalui luka
yang disebabkan oleh nematoda. Pengendalian nematoda dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu :
a.
Pemanfaatan Agens Hayati
Penggunaaan bakteri endofit
yaitu Bacillus spp. (B. megaterium, B. subtilis). Bakteri
endofit mempunyai keunggulan yaitu mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi,
menghasilkan hormon pertumbuhan, mengendalikan penyakit tumbuhan (Kloeper et
al. 1992 dalam Harni et al. 2007), serta dapat menginduksi
ketahanan tanaman (Hallman, 2001 dalam Harni et al. 2007).
b.
Penggunaan varietas toleran
Nilam jawa lebih tahan
terhadap P. brachyurus , hal tersebut disebabkan karena tingginya
kandungan fenol dan lignin dalam akar (Nuryani, et al.
2001 dalam Mustika, 2010).
c.
Pergiliran tanaman dan Penggunaan tanaman perangkapv
d.
Penanaman Tegetes (Tagetes
patula), jarak (Ricinus communis), wijen (Sesamum indicum) dapat mengurangi
infeksi P. brachyurus, karena tanaman ini dapat mengeluarkan eksudat akar
yang toksik terhadap nematoda (Mustika et al.,
2001 dalam Mustika, 2010).
e.
Teknik Budidaya
Penambahan bahan organik
(takaran pupuk yang tepat) ke dalam tanah akan eningkatkan daya tahan menahan
air dan kesuburan tanah, sehingga pertumbuhan tanaman meningkat dan tanaman
lebih tahan terhadap nematoda.
f.
Penggunaan Pestisida Nabati
Tanaman mimba (Azadirachta
indica), srikaya (Annona squamosa), jarak (R. communis), serai wangi
(Cymbopogon nardus), lempuyang pahit (Zingiber americans), lempuyang wangi (Z.
aromaticum) dapat mengurangi infektifitas serangan nematoda. Mimba dan jarak
sangat efektif untuk mengurangi populasi nematoda (Mustika dan Harni, 2001
dalam Mustika, 2010).
0 comments :
Posting Komentar