(diterjemahkan oleh Annisa Ratu Aqilah
dari buku Plants in Action)
Perkembangan buah dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan, sebagai contohnya adalah pada buah tomat. Pada
pertumbuhan awal buah mengalami perbesaran secara cepat, dan berbentuk kecil,
bertesktur keras, bewarna hijau, dan penuh dengan akumulasi asam organic. Benih
kemudian menjadi dewasa sampai ke pematangan. Selama masa pematangan, tekstur
buah menjadi lembut dan mengandung banyak gula terlarut, serta pigmen dan aroma
yang mudah menguap. Pada akhirnya, buah menjadi terlalu matang dan struktur sel
menjadi rusak dan buah akan menjadi mudah diserang pathogen (Sumber foto : D.A
Brummell)
Buah dikembangkan sebagai sarana
untuk produksi dan penyebaran benih. Manusia kemudian mengadakan penekanan
seleksi lebih lanjut untuk mengembangkan produk yang akan kita gunakan.
Perkembangan seperti itu telah mengalami percepatan pada beberaba abad terakhir
ini. Menariknya, konsep kita tentang buah sebagai obyek yang manis dan
berdaging untuk dimakan telah benar benar diterima baru baru ini di masa evolusioner.
Meskipun modifikasi dan kelebihan
kelebihan yang ada pada struktur buah tergantung dari seleksi manusia, dan
dengan beberapa yang tidak berbiji, kecuali seperti pisang dan anggur sultana, pertumbuhan buah sangat besar dipengaruhi
oleh perkembangan biji. Proses yang
terutama paling mendasari pengaruh tersebut adalah perubahan yang terjadi pada
saat pasca panen.
Teknologi pasca panen juga
merupakan alat manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang didalamnya
termasuk juga segala sesuatu yang terjadi pada tanaman selama setelah panen
sampai digunakan oleh manusia. AKan tetapi,
kejadian sebelum masa panen juga memberikan efek lanjut pada sifat dari
tanaman setelah panen. Latar belakang genetik merupaka factor yang sangat
penting dan khusus, sebagai bagian yang akan menetukan respon tanaman untuk
tumbuh dan lingkungan penyimpanan tanaman. Teknik
pasca panen dapat dilakukan dengan sederhana dan mudah seperti pada penyimpanan
biji-bijian atau dilakukan dengan teknik perkembangan teknologi yang tinggi
seperti pengontrolan atmosfer penyimpanan pada produk segar.
Pada setiap hal, beberapa konsep
dapat digunakan.Faktanya, Kualitas potensial dari komoditas segar yang tidak
dapat kembali lagi dapat diperbaiki dengan waktu panen yang tepat, dengan tanpa
peluang lanjut ntuk memanipulasi sifat dasar tanaman tersebut. Sesudah panen,
waktu penyimpanan dimungkinan sependek mungkin dari waktu konsumsi, atau dapat
diperpanjang sampai beberapa tahun pada penympanan biji-bijian. Mayoritas
penelitian yang didiskusikan pada bacaan ini memberikan perhatian pada periode
penyimpanan 2 sampai 25 minggu. Penanganan yang lebih dari periode/waktu ini
mempunya efek yang sangat besar pada kegunaan akhir karena tanaman masih hidup sepanjang proses ini dan mudah
diserang pada kondisi yang kurang baik. Oleh karenanya, fisiologi pasca panen menjadi sangat penting dan utama untuk negara seperti Australia dan New Zealand, yang mana
mengirimkan hasil tanaman mereka dalam jumlah besar untuk jarak jauh. Sesuai
dengan itu, Buah kiwi hijau ( Actinidia
deliciosa) dan buah kiwi kuning (Actinidia
chinensis) digunakan di sini sebagai contoh di mana prinsip dari penelitian
pasca panen sukses digunakan untuk membentuk tanaman internasional baru yang
stabil dan memiliki basis tetap.
Buah-buahan liar seringkali mengandung komponen yang membuat
mereka menjadi kurang menarik untuk dikonsumsi sampai mereka siap untuk diolah.
Buah buahan ini biasanya mengandung
Kristal kalsium oksalat (rapid) yang mempunyai rasa pahit dan zat yang
menciutkan (astringent). Akan tetapi, manusia telah melakukan adaptasi pada
buah untuk penggunaan secara personal dengan menggunakan penekanan seleksi
secara kuat untuk menghilangkan komponen yang tidak diharapkan dan meningkatkan
cirri cirri yang menarik keinginan (untuk mengonsumsi). Hal tersebut salah
satunya adalah dengan memasukkan aroma yang menarik dengan menggunakan minyak
atsiri dan pemanis, warna yang cerah, tekstur yang lembut, dan nilai makanan
yang tinggi. Pada awal abad 17, Gerard mencatat bahwa banyak buah pir yang
manis, tidak menyebabkan gemuk, dan manis. Ada yang masam, dan sebagian besar
kasar, terutama buah pir liar (John Gerard, Herbal or General of Plants, 1633).
Sekarang, semua kultivar buah eropa dan asian memiliki rasa yang manis dan
sangat besar menurunkan kandungan asam serta tannin dibandingkan dengan varitas
induk mereka. Buah kesemek memberikan contoh yang lain di mana rasa yang ciut pada
buah dapat berubah menjadi tidak ciut (astringent ke non-astringent)
Selama abad 20, penambahan tekanan
pada seleksi telah digunakan untuk spesies buah beriklim sedang dalam membuat
kultivar buah yang cocok untu penanganan pasca panen dan penyimpanan. Hal ini
tidak dapat menjadi kenyataan pada sebagian besar buah tropika yang mana
mempunyaii seleksi yang lebih kecil untuk beberapa karakteristik dan masih
memberikan masalah dalam penanganan pasca panennya untuk para peneliti dan
pemulia tanaman.
Sejarah pada buah kiwi menunjukkan
beberapa langkah untuk membawa kesuksesan pada pengembangan buah komersial.
Buah kiwi merupakan buah liar sampai pada tahun 1900, ketika masa penjinakkan
dimulai. Perniagaan utama yang bernilai pada kultivar hijau ‘Hayward’ telah
diseleksi pada tahun 1930. Peristiwa ini diikuti dengan perkembangan yang cepat
pada teknik pengolahan, penanganan, dan pemasaran – semua kebutuhan yang
dibutuhkan untuk membuat perdagangan buah baru mengalami kesuksesan.
Pengembangan lebih lanjut dari kultivar buah kiwi kuning atau emas ‘Hort16A’
pada akhir tahun 1990an telah memberikan
tambahan kombinasi unik untuk rasa buah yang tinggi dengan daging buah
bewarna kuning. Beberapa keistimewaan dari fisiologi buah kiwi yang membuatnya
disetujui untuk dikomersialisasikan adalah
1. Kombinasi rasa dan aroma yang unik dan tidak biasa dengan kandungan nilai nutrisi tinggi
2. Dapat menyimpan klorofil sehingga bagian dalam jaringan buah hijau cerah ketika telah matang (‘Hayward’)
3. Menghasilkan periode matang yang dapat diatur dan panjang pada musin panen yang panjang yang mana buah dapat dipanen di saat dewasa dengan keadaan buah yang baik.
4. Hal paling penting adalah buah kiwi dapat mentolerir penyimpanan pada suhu rendah.
2. Dapat menyimpan klorofil sehingga bagian dalam jaringan buah hijau cerah ketika telah matang (‘Hayward’)
3. Menghasilkan periode matang yang dapat diatur dan panjang pada musin panen yang panjang yang mana buah dapat dipanen di saat dewasa dengan keadaan buah yang baik.
4. Hal paling penting adalah buah kiwi dapat mentolerir penyimpanan pada suhu rendah.
0 comments :
Posting Komentar